Rupiah Menunggu Inflasi Desember

Bisnis.com,22 Nov 2014, 21:27 WIB
Penulis: Ardhanareswari AHP
Bisnis.com, JAKARTA-Setelah bergerak dengan kecenderungan menguat pekan lalu, nilai tukar rupiah diprediksi takkan banyak berubah hingga data inflasi awal  Desember.
 
"Pasar memang masih menunggu data inflasi setelah BBM naik dan bagaimana perkembangan BI rate," kata Kepala Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong pada Bisnis.com, hari ini Sabtu (22/11/2014).
 
Menurutnya jika inflasi relatif lebih rendah dari ekspektasi selama ini yang terlanjur membumbung, rupiah bakal bergerak menguat melawan dolar AS. Begitu pula sebaliknya. Pekan ini, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya atau BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,75%.
 
Hal ini dilakukan untuk menjangkar ekspektasi inflasi sepanjang tahun dan meredam ekspektasi pasar terhadap inflasi. BI memandang pascakenaikan harga bahan bakar minyak sebesar 33,5% aka nada tambahan inflasi sekitar 2,4%-2,8%. Dengan demikian inflasi akhir tahun diprediksi ada di kisaran 7,4%-8,1%.
 
Meski tak menguat tajam, Lukman memandang posisi dan gerakan rupiah saat ini sudah cukup stabil. "Pasar terbagi, ada yang khawatir dan ada pula yang berekspektasi positif, sehingga ini kondisinya imbang untuk rupiah," ungkapnya.
 
Dia menambahkan, faktor domestik lebih berperan besar saat ini ketimbang sentiment eksternal, termasuk perkembangan dari Bank Sentral AS, Federal Reserve (the Fed).
 
Akhir pekan lalu, rupiah menutup pasar pada posisi Rp12.145 per dolar AS atau menguat 0,23% sementara berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah dipatok tak berubah dari sehari sebelumnya, yakni Rp12.161.
 
BACA JUGA

Menteri Anies Baswedan Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum 2013

HARI GURU: Menteri Anies Baswedan Kampanyekan Peduli Guru

REVOLUSI MENTAL: DPR Ingatkan Menteri Jokowi Fenomena Termoklin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini