Bisnis.com, JAKARTA—Pada kuartal III/2014, kalangan perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan pembiayaan yang tak seagresif periode-periode sebelumnya.
Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan laju pertumbuhan pembiayaan industri perbankan syariah hanya tumbuh 9,39% pada kuartal III/2014.
OJK mencatat, pembiayaan yang disalurkan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) tumbuh dari Rp177,32 triliun menjadi Rp193,98 triliun.
Laju pertumbuhan pembiayaan pada 9 bulan pertama tahun ini memang tercatat tak secemerlang tahun-tahun sebelumnya.
Data SPI menunjukkan, peningkatan pembiayaan tersebut tak mencapai setengah dari pertumbuhan di tahun sebelumnya sebesar 24,82%.
Apalagi jika dibandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah pada 2011 yang sempat menyentuh angka 50,56%.
Di sisi lain, DPK yang dihimpun industri perbankan syariah pada kuartal III/2014 tumbuh 14,12% dari Rp171,17 triliun di September 2013 menjadi Rp195,95 triliun.
SPI mencatat , laju pertumbuhan DPK terbesar di industri perbankan syariah yaitu pada 2011 di mana simpanan masyarakat tersebut mengalami kenaikan mencapai 51,78%.
Direktur Keuangan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Hendriarto mengatakan ke depannya masih akan menjadi tahun menantang bagi perbankan syariah.
Akibatnya, perseroan pun tak akan mematok target tinggi untuk pertumbuhan pembiayaan.
“Dan dampak kenaikan BBM [Bahan Bakar Minyak] dan segala macamnya itu perlu waktu untuk penyesuaian sampai ekonomi lebih produktif,” jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel