PRODUKSI CABAI : Kementan Usul Dana Alokasi Khusus untuk Rumah Kaca

Bisnis.com,26 Nov 2014, 01:09 WIB
Penulis: Irene Agustine

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pertanian akan mengusulkan pemberian dana alokasi khusus untuk pembangunan rumah kaca atau green house di tingkat daerah kepada Kementerian Keuangan.

Dirjen Hortikultura Kementan Hasanuddin Ibrahim mengharapkan pembangunan rumah kaca di setiap wilayah itu bisa menghilangkan ketergantungan pasokan cabai yang selalu bergantung dari Pulau Jawa.

"Kementan akan mengusulkan supaya kriteria DAK ditambah, tidak hanya gedung dan infrastruktur lainnya tapi green house juga dianggap infrastruktur," katanya, Selasa, (25/11).

Dia mengatakan cabai memiliki karakteristik yang cepat rusak dalam 3-4 hari setelah dipetik, sehingga sebaiknya setiap kabupaten bisa mandiri dalam penanaman cabai dengan tidak menggantungkan konsumsi cabai dari pulau Jawa saja.

Saat ini, dia menjelaskan daerah Aceh, Riau, Sumsel, Kalimantan, NTT, Papua Barat, dan Papua menjadi daerah yang bergantung dengan produksi cabai dari pulau Jawa.

Namun, dia mengatakan pengadaan rumah kaca terhitung mahal, contohnya untuk luas lahan 500 m2 dengan teknologi canggih bisa mencapai Rp50 juta. Menurut Hasanuddin pemerintah sebaiknya membantu dengan kisaran Rp 40 juta untuk 1000 m2 dengan teknologi yang standar. 

Bantuan pemerintah dibutuhkan karena Hasanudin mengatakan akan memberatkan biaya produksi petani, yang biasanya Rp60 juta per ha menjadi terdongkrak.

"Belum lagi untuk fasilitas irigasi tetesnya, bisa jadi biaya produksinya melonjak Rp100 juta lebih," katanya.

Fasilitas irigasi tetes, lanjut Hasanuddin merupakan salah satu cara lain untuk mendorong penanaman cabai mandiri di tiap kabupaten pada musim hujan.

Menurutnya, hal tersebut dapat menjadi solusi dari distribusi cabai yang selama ini jadi makin sulit ketika musim penghujan tiba, mengingat penanaman cabai terhitung tidak rumit dan teknologi yang digunakan murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini