DUKUNG KEMARITIMAN: Perbankan Kembali Kaji Risiko

Bisnis.com,28 Nov 2014, 01:28 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora

Bisnis.com, JAKARTA--Industri perbankan kini tengah mengkaji dan mempertimbangan risiko-risiko yang bakal muncul jika berperan aktif menyalurkan kredit ke sektor kemaritiman.

Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Djarot Kusumayakti mengungkapkan ada sesuatu yang jika potensi besar di sektor kemaritiman, tetapi saat bank masuk muncul kualitas aset yang bermasalah.

Hingga September 2014, total fungsi intermediasi sektor kemaritiman mencapai Rp7 triliun. Djarot mengungkapkan problem yang kini dihadapi adalah iklim dan tata niaga yang belum jelas.

"Bank memilih debitur kayak memilih jagoan. Jika debitur kurang cakap dilapangan maka hal itu akan menjadi masalah besar dan menjadi NPL," ungkapnya di Kompleks Bank Indonesia, Kamis (27/11/2014).

Berdasarkan laporan industri perbankan, hingga September 2014, jumlah penyaluran fungsi intermediasi untuk bidang kemaritiman senilai Rp67,33 triliun atau sekitar 1,85% dari outstanding kredit senilai Rp3.561 triliun. Sedangkan kredit untuk bidang kemaritiman pada 2013 mencapai Rp61,19 triliun atau sekitar 1,78%.

Sayangnya, minimnya penyaluran ke sektor kemaritiman malah menimbulkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) pada September 2014 mencapai 14,09% atau meningkat dari 13,05% pada akhir 2013.

Direktur Bisnis PT Bank Negara Indonesia Tbk Krishna R. Suparto mengatakan total penyaluran kredit ke sektor kemaritiman mencapai hingga kuartal III/2014 mencapai Rp3 triliun. Menurutnya, jumlah tersebut masih kecil dari total outstanding kredit.

"Kami masih mengkaji peningkatan, karena ada masalah yang belum begitu jelas mulai dari data persolan dari hulu hingga pasar," ungkap Krishna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini