KONFLIK AGRARIA: Suku Anak Dalam Jalan Kaki ke Jakarta untuk Cari Keadilan

Bisnis.com,28 Nov 2014, 17:19 WIB
Penulis: Anugerah Perkasa
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Sekitar 71 demonstran yakni petani dan warga Suku Anak Dalam (SAD)  tiba di Jakarta usai menempuh aksi jalan kaki selama 43 hari dari Jambi untuk mendesak pemerintah baru menyelesaikan konflik agraria dengan perusahaan kelapa sawit PT Asiatic Persada.

Salah satu pemimpin adat SAD Abas Ubuk mengatakan pihaknya tiba di Jakarta sejak 26 November, setelah menempuh aksi jalan kaki sejak 15 Oktober dari Jambi. Dia menuturkan agenda mendatang adalah melakukan aksi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan Istana Negara.

“Pekan depan, Senin sampai dengan Kamis ada aksi lapangan. Kami ingin keadilan ditegakkan,” kata Abas ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (28/11/2014). “Kami mendesak agar lahan dikembalikan dan ukur kembali hak guna usaha perusahaan.”

Para petani dan warga SAD kini menginap di teras Ruang Pengaduan Asmara Nababan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, kawasan Latuharhary, Jakarta Pusat. Abas mengungkapkan kini pihaknya kesulitan logistik dengan semakin menipisnya persediaan beras, gula, kopi dan air minum. Dia mengatakan jika ada bantuan yang ingin diserahkan, dapat diserahkan langsung ke lokasi para demonstran menginap atau melalui rekening Bank BRI atas nama Abas Ubuk.

Perusahaan yang terlibat, PT Asiatic Persada, mulanya dimiliki oleh Wilmar International sejak 2006. Namun sejak awal tahun ini dimiliki oleh PT Agro Mandiri Semesta (AMS) di bawah kendali Grup Ganda. Kelompok bisnis itu dimiliki oleh Ganda Sitorus, saudara kandung Martua Sitorus, salah satu pemilik Wilmar International.

PT AMS punya lahan sekitar 250.000 hektare yang berlokasi di Sumatra Utara, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat dan Marauke, Papua. Dalam jawaban resminya ke the Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada Mei lalu, Grup Ganda menyatakan komitmennya untuk melanjutkan proses mediasi dengan SAD.

“Kami ingin pemerintah menghentikan intimidasi terhadap petani dan SAD,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini