MEA 2015, Indonesia Hadapi 3 Masalah Ketenagakerjaan

Bisnis.com,02 Des 2014, 20:06 WIB
Penulis: News Editor
Pekerja pabrik sepatu. Hadapi MEA 2015, Indonesia miliki tiga masalalah ketenagakerjaan/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia saat ini memiliki tiga persoalan seputar ketenagakerjaan menjelang pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015, kata Wakil Ketua Umum Bidang Tenaga Kerja Kamar Dagang dan Industri Indonesia Benny Soetrisno

"Tiga persoalan utama seputar tenaga kerja yang terjadi dalam negeri antara lain kesempatan kerja yang terbatas, rendahnya kualitas angkatan kerja, dan tingginya tingkat pengangguran," katanya di Jakarta, Selasa (2/12/2014)

Ia menyampaikan hal itu pada Seminar Percepatan Pemetaan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan diselenggarakan oleh Kadin dan Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Angkatan ke-49.

Benny menyebutkan terbatasnya kesempatan kerja membuat belum tertampungnya seluruh pencari kerja yang ada, baik yang baru menyelesaikan pendidikan, pengangguran dan yang ingin bekerja kembali.

Adapun rendahnya kualitas angkatan kerja terlihat dari sensus yang dilakukan Badan Pusat Statistik pada 2014 dimana tenaga kerja yang pendidikan terakhirnya Sekolah Dasar masih dominan mencapai mencapai 46,9%.

"Kemudian tingginya tingkat penggangguran berdasarkan data BPS hari ini mencapai 7,4%," tegasnya.

Ia mengatakan pemerintah diharapkan untuk menyusun peta perencanaan dan pengelolaan ketenagakerjaan di Tanah Air sebagai upaya mempersiapkan diri menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.

Benny mengatakan berdasarkan pengalaman yang ditemui banyak tenaga kerja yang sekolah setinggi mungkin namun begitu tamat tidak bekerja dan pada akhirnya bekerja apa saja.

Menurutnya, Indonesia sudah merdeka 69 tahun namun hingga saat ini pemerintah belum mampu memberikan kepastian lapangan kerja bagi seluruh anak bangsa .

" Ini adalah realitas sehari-hari yang kita hadapi dan semua punya kewajiban untuk membuat kebijakan nyata untuk memberikan kontribusi bagi dunia ketenagakerjaan di Tanah Air,"  paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini