EMAS COMEX: Harga Berbalik Rebound 3,62% Setelah Peringkat Kredit Jepang Turun

Bisnis.com,02 Des 2014, 07:02 WIB
Penulis: News Editor
Emas batangan

Bisnis.com, CHICAGO – Harga emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange berbalik menanjak tajam pada Selasa (2/12/2014), seiring dengan aksi Moody's menurunkan peringkat kredit Jepang.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember, naik US$ 42,6 atau 3,62% menjadi menetap di US$1.218,1 per ounce.

Para analis mencatat bahwa penurunan emas pada Senin pagi karena pemilih Swiss pada Minggu (30/11) menolak usulan untuk meningkatkan kepemilikan emas bank sentral menjadi 20% dari cadangan devisanya.

Namun, harga emas rebound tajam oleh terdongkrak oleh pelemahan dolar dan permintaan untuk safe haven setelah kemerosotan awal karena pemungutan suara tentang emas Swiss.

Moody's Investors Services, lembaga pemeringkat kredit internasional, menurunkan peringkat kredit Jepang pada Senin pagi ke sebuah prospek stabil setelah penundaan kenaikan pajak penjualan nasional sebagai langkah stimulus, ketika Perdana Menteri Abe bekerja untuk merangsang ekonomi negaranya. Analis mengatakan bahwa penurunan ini meningkatkan permintaan emas sebagai safe haven.

Di sisi lain, nilai tukar dolar AS turun tipis terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa pagi karena laporan menunjukkan sektor manufaktur negara itu terus berkembang, tetapi pada kecepatan yang lebih lambat.

Analis juga mengatakan bahwa emas mendapat dukungan dari pasar fisik. Bank sentral India mencabut larangan impor emas pada Jumat (28/11), ketika musim pernikahan besar di India sudah di depan mata. Padahal, lanjut analis, permintaan emas untuk pernikahan akan naik tajam di India, salah satu negara konsumen emas terbesar.

Sementara itu, harga perak untuk pengiriman Desember naik US$113,6 sen atau 7,30% menjadi ditutup pada US$16,692 per ounce. Begitu juga dengan platinum untuk pengiriman Januari naik US$30,3 atau 2,50% menjadi ditutup pada US$1.241,6 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nurbaiti
Terkini