Kredit Perbankan: Triwulan III, Kredit Sektor Konstruksi di Sumbar Tumbuh 71%

Bisnis.com,03 Des 2014, 00:28 WIB
Penulis: Heri Faisal
Ilustrasi

Bisnis.com, PADANG—Penyaluran kredit perbankan ke sektor konstruksi di Sumatra Barat mengalami pertumbuhan meyakinkan 71,2% pada triwulan III/2014, disumbang banyaknya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah dan swasta.

Branch Manager cabang Padang PT BNI Syariah Asep Mulyana mengatakan sektor konstruksi masih tumbuh signifikan di Sumbar mengingat daerah tersebut tengah mengejar ketertinggalan pembangunan dari daerah lainnya pascagempa 2009.

“Di BNI Syariah porsi kredit sektor konstruksi, termasuk juga perumahan mencapai 30%. Potensinya masih akan ada, karena Sumbar statusnya masih mengejar ketertinggalan dari daerah lain,” katanya, Senin (1/12/2014) lalu.

Dia memperkirakan meski perlambatan di industri perbankan masih mengintai, porsi kredit ke sektor konstruksi di Sumbar diprediksi tetap tumbuh.

Sebab, belanja pemerintah untuk pembangunan perkantoran dan infrastruktur masih akan berlanjut hingga beberapa tahun mendatang.

Data Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) triwulan III/2014 yang dirilis Bank Indonesia Perwakilan Padang mencatatkan pertumbuhan kredit ke sektor konstruksi di daerah tersebut mengalami peningkatan paling tinggi.

Pertumbuhan kredit ke sektor itu sebesar 71,2% atau Rp906 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp529 miliar.

Sedangkan sejumlah sektor lainnya a.l pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas, dan air bersih, dan sektor keuangan mengalami penurunan.

BI mencatatkan kinerja penyaluran kredit di Sumbar tumbuh melambat 7,7% atau Rp41,42 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp38,45 triliun.

Perlambatan pertumbuhan kredit disebabkan minimnya investasi yang masuk ke daerah itu. Pada triwulan III/2014 pertumbuhan kredit investasi hanya 1,9%, diyakini karena pelaku usaha masih wait and see melihat situasi politik nasional.

Selain itu, kenaikan tingkat suku bunga dan masih lemahnya harga komoditas utama CPO dan karet yang menjadi prioritas ekspor Sumatra Barat ikut mempengaruhi perlambatan kredit investasi.

Secara umum,  kinerja perbankan di Sumbar mengalami perlambatan dengan pertumbuhan aset 10%, cenderung stabil dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 10,9%. Total aset perbankan daerah itu sebesar Rp48,74 triliun.

Stabilnya aset perbankan Sumbar ditopang kinerja bank pemerintah. Aset bank milik pemerintah tercatat Rp38,7 triliun atau tumbuh 13,7% pada triwulan tiga tahun ini. Sedangkan aset bank swasta nasional mengalami perlambatan dan terjadi kontraksi 2,3%.

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp31,14 triliun atau tumbuh 16,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp26,78 triliun.

Rasio intermediasi bank atau (loan to deposit ratio/LDR) sebesar 133%, dengan rasio kredit bermasalah atau (non performing loan/NPL) 3%, masih terbilang stabil.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini