JK Optimistis Bisa Kejar Pertumbuhan 7%

Bisnis.com,09 Des 2014, 19:52 WIB
Penulis: Akhirul Anwar

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan perekonomian Indonesia tahun mendatang akan lebih bergairah karena pemerintah gencar mengeluarkan kebijakan anggaran untuk mengejar pertumbuhan 7% dalam waktu dua tahun.

Perkiraan World Bank yang mengoreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,6% menjadi 5,2% tidak ada yang salah untuk saat ini. Pemerintah tidak menutup mata dalam lima tahun terakhir APBN mengalami defisit yang berpengaruh pada anggaran infrastruktur penggerak roda ekonomi.

"Saya sudah membaca prediksi World Bank pertumbuhan ekonomi 5,2%, tidak ada yang salah. Tetapi mungkin prediksi itu terlalu rendah, kami akan melakukan yang lebih baik dengan banyak instrumen pertumbuhan ekonomi," katanya saat memberikan pengarahan pada acara CNBC Indonesia Summit 2014 di Jakarta, Selasa (9/12/2014).

Pemerintah, lanjutnya menyiapkan dua strategi untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang lebih baik yakni anggaran dan kebijakan. Dalam prakteknya, dua instrumen tersebut harus didukung situasi keamanan dan politik dalam negeri yang kondusif.  

Selama lima tahun belakangan, APBN dibebani oleh subsidi yang akhirnya mengalami defisit anggaran. Presiden Joko Widodo pada awal pemerintahannya telah memotong subsidi dengan cara menaikkan harga BBM bersubsidi sehingga memiliki ruang fiskan mencapai Rp100 triliun.

Segala penghematan dilakukan oleh pemerintah mulai dari perjalanan dinas memakai pesawat kelas ekonomi, moratorium pembangunan gedung pemerintah dan melarang rapat di hotel. Kebijakan tersebut menghemat 50% anggaran dan hasil penghematan akan dialokasi untuk pembangunan infrastruktur dengan porsi mencapai 25% dari APBN.
 
"Pengembangan sektor anggaran dan kebijakan diperkirakan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 7% dalam dua tahun," kata JK.

Gencarnya rencana pembangunan infrastruktur membuka peluang kepada investor untuk menanamkan dananya di Indonesia. Ada empat prioritas pembangunan pemerintah yakni pangan meliputi waduk dan saluran irigasi, maritim berupa pelabuhan, infrastruktur misalnya jalan raya dan jalur kereta api, serta energi pembangunan pembangkit listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini