INDUSTRI ROKOK: Investasi di Jateng Capai Rp6 Triliun

Bisnis.com,10 Des 2014, 06:06 WIB
Penulis: Muhammad Khamdi
Pabrik Rokok

Bisnis.com, SEMARANG—Nilai investasi industri rokok di Jawa Tengah menyumbang kontribusi terbesar yakni 23,7% atau Rp6 triliun dari total capaian investasi per September tahun ini yang tercatat Rp25,3 triliun.

Padahal secara nasional, jumlah industri rokok di Indonesia mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Data Kementerian Perindustrian dan Forum Masyarakat Industri Rokok Indonesia menyebutkan pada 2009, jumlah perusahaan rokok mencapai 3.255 unit dengan kapasitas produk sebanyak 245 miliar batang.

Dalam perkembangan terakhir, keberadaan industri ini pada 2013 hanya 1.133 unit atau kian menyusut seiring dengan kebijakan pemerintah yang mengancam pertumbuhan industri rokok.

Kepala Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jateng Yuni Astuti menyatakan nilai investasi pada industri rokok menduduki posisi tertinggi karena keberadaan perusahaan terbesar di Indonesia yakni PT Djarum berada di wilayahnya.

Kendati demikian, kata dia, sektor andalan investasi di Jateng bukan dari industri rokok, melainkan dari industri permebelan dan industri tekstil dan produk tekstil atau TPT.

“Harus diakui bahwa industri rokok besar nilai investasinya cukup besar, baik untuk perluasan pabrik maupun penambahan kapasitas produksi,” papar Yuni kepada Bisnis, Selasa (9/12/2014).

Menurutnya, saat ini Jateng terus mempromosikan keberadaan kawasan industri yang tersedia di masing-masing daerah, antara lain Kabupaten Kendal, Demak, Semarang, Cilacap, Boyolali dan beberapa daerah lainnya. Pasalnya, sesuai dengan Undang-undang No 3/2014 tentang Perindustrian, menyebutkan perusahaan industri yang akan menjalankan usahanya wajib berlokasi di kawasan industri.

Yuni optimis para investor banyak melirik Jateng sebagai wilayah strategis untuk pengembangan usaha. Di samping itu, upah buruh di Jateng lebih kecil dari upah buruh di Jabodetabek maupun Provinsi Jawa Barat.

“Di sini tenaga banyak. Kondisi jalan tidak terlalu macet. Bandara dan pelabuhan juga ada,” katanya.

Dia mengakui beberapa perusahaan besar terutama industri padat karya berencana untuk merelokasi perusahaan dengan dalih tidak kuat atas permintaan buruh yang terus menuntut kenaikan upah buruh setiap tahun.

Wakil Ketua Bidang Rokok Tembakau Makanan dan Minuman Apindo Jateng Noerwito mengatakan dari sisi nilai investasi diakui perusahaan rokok mendapat porsi terbanyak dan kemungkinan nilainya bertambah setiap tahun dengan adanya ekspansi perusahaan rokok besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nurbaiti
Terkini