Bisnis.com, SEMARANG—PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah atauBank Jateng fokus memperkuat basis pembiayaan ekspor di berbagai sektor bisnis, melalui berbagai kantor cabang yang memiliki usaha kecil dan menengah berbasis ekspor.
Kepala Layanan Perdagangan Luar Negeri Bank Jateng Andreas Budi H memaparkan pada tahun depan akan membuka layanan bank devisa di kantor cabang Magelang. Namun tidak menutup kemungkinan akan mengembangkan layanan bank devisa di beberapa kantor cabang lainnya.
Apalagi tahun depan, kata dia, implementasi Masyarakat Ekonomi Asean berpotensi dapat meningkatkan transaksi pembiayaan untuk ekspor dan impor.
Selain itu, menurut Andreas, perseoran melihat potensi pasar ekspor di Jateng cukup bagus seiring dengan perekonomian tahun depan yang diprediksi kian membaik.
Adapun sasaran pembiayaan mencakup sektor unggulan, seperti furniture, perdagangan, kerajinan dengan tujuan ekspor Amerika Serikat, Eropa, Jepang serta Taiwan.
"Kami melihat sektor kerajinan mebel menjadi salah satu sektor pembiayaan ekspor dengan serapan paling besar. Contohnya di Jepara dan Solo, kegiatan ekspor cukup bagus,” paparnya kepada Bisnis, Kamis (11/12).
Andreas mengatakan fasilitas produk devisa yang paling banyak dimanfaatkan debitor, meliputi incoming transfer, outgoing transfer, letter of credit (LC), dan kredit ekspor, serta money changer.
Untuk menunjang keamanan produknya, Bank Jateng juga bekerja sama dengan asuransi untuk mitigasi risiko ekspor. Sedangkan fasilitas impor belum banyak dimanfaatkan masyarakat Jateng.
Di samping memberikan fasilitas pembiayaan, Bank Jateng juga memberikan service excelent untuk eksportir mulai dari pengenalan pembayaran ekspor impor, cross selling antara buyer dan nasabah eksporter.
”Kami melihat potensi ini sangat bagus mengingat kebutuhan masyarakat terhadap layanan transaksi luar negeri pada sektor ekspor tergolong tinggi,'' katanya.
Saat ini, tercatat ada lima kantor cabang Bank Jateng yang melayani pembiayaan ekspor antara lain, Semarang, Jepara, Solo, Cilacap dan Tegal. Sebagai institusi perbankan di Jateng yang memiliki merket tersendiri, kata Andreas, Bank Jateng memiliki hasrat kuat dalam menjadikan champion regional sebagai penggerak perekonomian daerah.
“Peran kami sebagai salah satu penopang perekonomian di Jateng khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),” paparnya.
Bank Jateng mencatatkan kinerja positif dengan pertumbuhan total aset mencapai Rp39,14 triliun selama triwulan III/2014. Nilai aset naik Rp8,44 triliun atau tumbuh 27,7% year to date (y-t-d) dari laporan keuangan Desember 2013 senilai Rp30,7 triliun.
Pertumbuhan itu ditopang oleh kenaikan jumlah kredit senilai Rp24,9 triliun atau meningkat 17,4 % dari posisi akhir Desember 2013 senilai Rp21,2 triliun. Adapun total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseroan hingga September senilai Rp34,5 triliun atau tumbuh 41% (y-t-d).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel