Ingin Lihat Sejarah Transportasi dari Zaman Belanda? Bisa Berkunjung ke Museum Transportasi di TMII

Bisnis.com,13 Des 2014, 15:30 WIB
Penulis: Dika Irawan
Museum transportasi./

Bisnis.com, JAKARTA - Hobi motret atau ingin tahu sejarah transportasi di Indonesia, maka datanglah ke Museum Transportasi yang berada di Taman Mini Indonesia Indah.

Di sana, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi armada transportasi di Indonesia seperti lokomotif uap, pesawat, mobil, pesawat, dan kapal laut.

Ruang pamer museum terbagi menjadi dua antara Ruang Pamer Indoor dan Outdoor.

Di ruang outdoor menampilkan 26 lokomotif uap, Kereta luar biasa, Pesawat Garuda, helikopter, oplet, kapal navigasi, dan berbagai transportasi publik.

Salah satunya, bus tingkat bernama si Jangkung Merah buatan Inggris 1968. Kemudian kereta api yang berperan pada masa peralihan ibukota dari Jakarta ke Jogjakarta pada 1946.

Sementara itu, koleksi di ruang pamer indoor menyuguhkan anjungan transportasi darat, laut dan udara.

Diantara koleksinya adalah pesawat latih Touver, buatan New Zealand 1969 yang digunakan sebagai peawat latih angkatan udara pada 1971-1973.

Raspin, pengawas museum transportasi, menuturkan koleksi lokomotif uap paling sering dikunjungi. Pengunjung biasanya memanfaatkannya untuk foto-foto.

Menurut dia, pengunjung biasanya memanfaatkannya untuk melakukan foto pra wedding, perpisahan sekolah, dan hunting.

Namun, jika ingin melakukan sesi foto di sana, pengunjung dikenakan biaya. Foto untuk pra wed membayar Rp150.000. Foto perpisahan sekolah Rp30.000. Sedangkan untuk hunting skitar Rp200.000.

"Ya kalau buat keluarga, foto dengan handphone gratis lah," katanya kepada Bisnis, di Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Sabtu (13/12/2014).

Ia mengatakan museum transportasi berdiri pada 1991 dahulunya bernama museum kereta api.

"Setelah dikelola Kementerian perhubungan namanya diubah menjadi museum transportasi," katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini