Perbanyak SPBG di Jakarta, PGN Ingin Bisa Beli Gas dalam Rupiah

Bisnis.com,14 Des 2014, 21:51 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Aktivitas di sebuah SPBG. /

Bisnis.com, JAKARTA—Salah satu BUMN di bidang energi, PT Perusahaan Gas Negara, berharap harga beli gas bumi dari hulu, khususnya gas yang dialokasikan untuk transportasi, dapat dibeli dalam mata uang rupiah.

Juru bicara PGN Irwan Andri Atmanto mengatakan saat ini, PGN membeli gas dari hulu dengan mata uang dolar, sehingga PGN menjual kepada stasiun pengisian bahan bakar gas juga dengan mata uang dollar.

“PGN membeli gas dari hulu dengan dollar, maka ketika menjual ke SPBG mitra juga dengan dolar. Saat ini, kami jual ke SPBG mitra seharga US$4,3 plus Rp750 per mmbtu," katanya kepada Bisnis.com, Minggu (14/12/2014).

Selain itu, Irwan menjelaskan hingga saat ini, PGN mengalokasikan gas yang sebenarnya untuk sektor industry dalam memenuhi kebutuhan gas di sektor transportasi.

Hal ini disebabkan karena alokasi gas untuk sektor transportasi dari pemerintah belum teralisasi hingga sekarang.

“Nanti kalau alokasi gas dari pemerintah untuk sektor transportasi sudah diberikan, maka akan disalurkan gas dari alokasi untuk transportasi. Syukur syukur harga beli dari hulunya dengan rupiah, maka kami dapat jual ke SPBG mitra juga dalam rupiah,” lanjut Irwan.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Haris Prindatno mengakui peraturan daerah tentang kewajiban penggunaan bahan bakar gas bagi kendaraan belum bisa diterapkan, salah satunya karena faktor ketersediaan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG).

Sampai saat ini, baru terdapat 7 SPBG di Ibu Kota, sebagian besar bahan bakar gas masih dipakai oleh bus Transjakarta.

Minimnya keberadaan SPBG di Ibu Kota, menurut Haris, dipengaruhi oleh aturan kontrak antara operator dengan Perusahaan Gas Negara (PGN).

Kedua pihak melakukan kontrak kerjasama dengan nilai mata uang dollar Amerika, sedangkan gas dijual dengan rupiah.

"Pengelola SPBG berkontrak dengan PGN menggunakan dollar padahal menjualnya dengan rupiah sesuai harga yang ditetapkan pemerintah. Dollar sendiri fluktuatif, naik turun," ucap Haris.

Haris berharap, ke depannya, kontrak tersebut dapat diperbaiki agar para operator tidak merasa keberatan dan menarik minat pengusaha untuk memperbanyak SPBG di DKI.

BACA JUGA:

Pilih Topik Berita Favorit untuk Diulas Harian Bisnis Indonesia

Anjuran Hidup Sederhana PNS, Jangan Sekadar Mengejar Citra

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini