Bisnis.com, JAKARTA-- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis pada tahun depan kinerja industri perbankan syariah mencatatkan kegiatan bisnis yang lebih baik pada tahun ini.
Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edy Setiadi mengatakan rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance/NPF) industri perbankan syariah pada September 2014 mencapai 4,58%.
Edy mengungkapkan net income (laba) akan muncul kalau perbankan syariah mencatatkan kinerja yang baik, akan tetapi jika kinerja buruk, maka raihan laba dibukukan akan tertekan. Menurutnya, pada tahun ini perbankan syariah tahun ini melakukan pencadangan yang besar.
"Kalau pencadangan besar, maka laba akan berkurang. Tahun ini, kondisi itu akan selesai dan lebih baik pada tahun depan," ucapnya, Senin (15/12/2014).
Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis OJK, laba tahun berjalan industri perbankan syariah anjok dari posisi Rp2,24 triliun pada September 2013 menjadi Rp1,04 triliun September 2014.
Pada tahun depan, OJK memproyeksi laju pembiayaan industri perbankan syariah bakal lebih tinggi dari industri konvensional yakni berada di kisaran 15%-18%. Sedangkan hingga akhir tahun ini, Edy mengatakan pembiayaan syariah akan tumbuh 13%, dana pihak ketiga (DPK) 14% dan aset sekitar 10%.
Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri Agus Sudiarto mengungkapkan NPF hingga kuartal III/2014 sudah mencapai 4,3%. Adapun cara yang dilakukan oleh anak usaha PT Bank Mandiri Tbk ini dengan melakukan penagihan kepada debitur.
"Selain strategi penagihan, kami juga meningkatkan provisi yang cukup besar, jadi laba turun," tuturnya.
Agus mengungkapkan perseroan lebih memilih menjaga kualitas aset agar tidak menyentuh ketentuan NPF yang ditentu regulator yakni 5%. Hingga Oktober 2014, laba BSM mencapai Rp295,16 miliar.
BACA JUGA:
ARAH Bisnis dan Politik 2015: Aturan Kehutanan Perlu Disederhanakan
ARAH Bisnis dan Politik 2015: Paling Tidak Iklim Investasi Menjadi Lebih Baik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel