Minat Investasi di Sektor Prioritas Capai US$18,7 Miliar

Bisnis.com,19 Des 2014, 16:16 WIB
Penulis: Ringkang Gumiwang

Bisnis.com, JAKARTA—Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan telah menerima permintaan investasi untuk sektor prioritas mencapai US$18,7 miliar sepanjang Oktober-Desember 2014.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan sektor prioritas tersebut antara lain dari sektor kelistrikan, industri padat karya, maritim, substitusi impor dan pertanian. Adapun sektor pertanian tersebut seperti hilirisasi produk minyak sawit mentah, karet dan kakao.

“Nilai tersebut sangat mungkin bertambah karena dari 43 investor yang sudah menyatakan minatnya, 18 investor diantaranya yang sudah menyampaikan nilai investasi,” tuturnya dalam keterangan resmi, Jumat (19/12/2014). 

Franky mengklaim minat investor untuk berinvestasi saat ini masih cukup positif. Salah satu industri yang tengah diminati antara lain sektor industri substitusi impor. Dari 10 investor yang berminat, lima investor sudah menyampaikan nilai investasi sebebsar US$8,5 miliar.

Sekadar informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, impor bahan baku, bahan penolong dan bahan modal sepanjang Januari-September 2014 mencapai US$114,3 miliar, atau 76% dari total impor 2013 senilai US$149,7 miliar.

“Industri dalam negeri masih mengalami ketergantungan impor bahan baku, bahan penolong dan bahan modal. Itulah kenapa kami menempatkan industri substitusi impor sebagai salah satu prioritas investasi,” katanya.

Sejalan dengan itu, BKPM mengaku siap mengawal minat investasi yang masuk melalui proses kemudahan perizinan. Selain itu, BPKM juga siap memfasilitasi investor lama yang ingin melakukan perluasan usaha.

Seperti diketahui, BKPM tengah melakukan proses pengintegrasian perizinan dalam kerangka Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Nasional. Rencananya, PTSP Nasional tersebut akan berjalan efektif akhir Januari mendatang. 

Setidaknya, ada tiga proses yang dikerjakan BKPM,a.l. membangun aplikasi layanan perizinan online, integrasi perizinan di tingkat pusat, dan integrasi perizinan dengan pemerintah daerah melalui Badan Penanaman Modal-PTSP.

“BKPM akan senantiasa hadir untuk meningkatkan daya saing investasi Indonesia, sehingga dapat menarik investor, menggerakkan perekonomian yang pada akhirnya menuju kesejahteraan bangsa,” ujar Franky, yang juga ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia.

Dia optimistis adanya PTSP Nasional mampu mengerek pertumbuhan investasi hingga 20%. Meski demikian, dia mengaku masih ada persoalan utama yang perlu segera dibenahi, antara lain terkait pembebasan lahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor:
Terkini