Bisnis.com, JAKARTA--Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN) Aviliani memprediksi industri perbankan akan banyak menerbitkan obligasi pada 2015.
"Dana pihak ketiga (DPK) cenderung mahal, mungkin akan terbitkan obligasi," ucapnya, Sabtu (20/12/2014).
Menurut dia, bukan hanya DPK saja yang mahal tetapi DPK yang ada di pasar juga cenderung sulit didapatkan sebab pada awal 2014, pemerintah juga melakukan penyerakan dana dari pasar dalam bentuk surat utang.
Sementara itu, untuk mencukupi kebutuhan permodalan, pada tahun ini beberapa bank telah masuk ke pasar modal untuk memenuhi kebutuhan ekspansi. Seperti PT Bank UOB Indoesia yang merilis penawaran umum obligasi I senilai Rp1 triliun.
Baru-baru ini, PT Bank Internasional Indonesia Tbk mengeluarkan obligasi berkelanjutan II tahap I senilai Rp1,5 triliun dan sukuk mudharabah berkelanjutan I tahap I senilai Rp300 miliar.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menegaskan bank harus tetap memupuk modal meskipun tengah dalam kondisi bagus. Sebab perbankan akan dikenakan peraturan Basel III.
Conservation buffer akan dikenakan sebesar 2,5% dari exposure secara bertahap mulai 2016 hingga 2019. Ketentuan tersebut rencananya akan ditetapkan pada bank dengan skala bisnis kompleks.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel