Bisnis.com, JAKARTA--Kapasitas perbankan untuk pembiayaan ekonomi semakin terbatas, sehingga diperlukan diversifikasi pendanaan untuk memenuhi kebutuhan sektor riil.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengungkapkan pembiayaan ekonomi oleh sektor swasta 72% bersumber dari perbankan, sedangkan dari pasar modal masih sangat terbatas. Dia mengatakan rasio fungsi intermediasi (loan to deposit ratio/LDR) industri perbankan sudah hampir menyentuh 92%, sehingga perlu alternatif pendanaan.
"LDR bank sudah di level tinggi, agar ekonomi tumbuh butuh diversifikasi pendanaan," katanya, baru-baru ini.
Mirza membandingkan kondisi LDR negara kawasan pada akhir tahun silam yakni Malaysia, Filipina dan Thailand sudah mencapai 80,25%, 62,26% dan 107,03% sedangkan Indonesia sudah mencapai 90,55%.
Dia mengungkapkan peran pasar modal di pasar keuangan masih sangat terbatas dan belum dalam. Di Indonesia, sumber pembiayaan melalui pasar modal masih 13% dari total pembiayaan. Sedangkan Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina masing-masing sekitar 50%, 79%, 58% dan 41%.
Alasannya, pasar emiten hanya tumbuh 4% per tahun serta terbatasnya basis investor domestik atau pangsa pasar asing mencapai 58%. Saat pasar obligasi belum likuid dan institusional, lanjutnya, domestik cenderung melakukan 'buy and hold.'
Sementara itu, untuk mencukupi kebutuhan permodalan, pada tahun ini beberapa bank telah masuk ke pasar modal untuk memenuhi kebutuhan ekspansi. Seperti PT Bank UOB Indonesia yang merilis penawaran umum obligasi I senilai Rp1 triliun. Baru-baru ini, PT Bank Internasional Indonesia Tbk mengeluarkan obligasi berkelanjutan II tahap I senilai Rp1,5 triliun dan sukuk mudharabah berkelanjutan I tahap I senilai Rp300 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel