Pertanian tak Menguntungkan, Produksi Pangan Riau Merosot

Bisnis.com,23 Des 2014, 16:51 WIB
Penulis: Lili Sunardi
Komoditas pangan. Produksi Riau merosot/Bisnis

Bisnis.com, PEKANBARU—Tidak ekonomisnya pertanian tanaman pangan di Riau menyebabkan tekanan terhadap produksi di daerah tersebut, sehingga harus bergantung kepada daerah lain untuk memenuhi kebutuhannya.

Mawardi Arsad, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, mengatakan keuntungan yang diperoleh petani tanaman pangan pada 2014 jauh lebih rendah dibandingkan dengan petani sektor perkebunan. Hal tersebut membuat masyarakat lebih memilih sektor perkebunan sebagai sumber pendapatan utamanya.

“Selisih antara nilai produksi dengan biaya produksi tanaman pangan sangat sedikit. Bahkan biaya produksi tanaman kedelai lebih tinggi dibandingkan dengan nilai produksinya,” katanya di Pekanbaru, Selasa (23/12/2014).

BPS Riau mencatat biaya produksi untuk padi sawah setiap hektarenya mencapai Rp9,4 juta, sedangkan nilai produksinya Rp11,6 juta. Biaya yang diperlukan untuk memanen padi ladang di Riau mencapai Rp8,67 juta per hektare, dengan nilai produksi Rp10,6 juta.

Untuk komoditas jagung, biaya produksi yang diperlukan untuk setiap hektarenya mencapai Rp3,41 juta, dan nilai produksinya Rp5,07 juta untuk luas yang sama. Sementara itu, petani kedelai harus gigit jari, karena biaya yang diperlukan untuk memanen tanaman itu Rp6,2 per hektare, dengan nilai produksi hanya Rp5,49 juta.

“Rata-rata keuntungan yang diperoleh dari selisih nilai produksi dan biaya produksi tanaman pangan hanya Rp2 juta, sehingga memang tidak terlalu menarik,” ujarnya.

Menurutnya, petani dapat memperoleh keuntungan yang lebih tinggi apabila menanam kelapa sawit di Riau. Biaya produksi tanaman itu hanya Rp11,12 juta per hektare usaha, dengan nilai produksi Rp18,07 juta.

Hal yang sama juga terjadi pada tanaman pangan, dimana biaya produksinya senilai Rp11,69 juta per hektare, tetapi nilai produksinya mencapai Rp16,19 juta. Kemudian kelapa tercatat memerlukan biaya produksi Rp4,58 juta per hektare dengan nilai produksi Rp6,18 juta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini