EXIMBANK Bidik Pembiayaan Rp60 Triliun Pada 2015

Bisnis.com,24 Des 2014, 01:14 WIB
Penulis: Sukirno

Bisnis.com, JAKARTA--Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) membidik penyaluran pembiayaan pada tahun depan mencapai Rp60 triliun, naik 20% dari target tahun ini.

Ketua Dewan Direktur & Direktur Eksekutif LPEI Ngalim Sawega mengatakan Indonesia Eximbank membidik penyaluran pembiayaan pada tahun depan mencapai lebih dari Rp60 triliun. Target tersebut melonjak 20% dari target tahun ini yang mencapai Rp49 triliun.

Menurutnya, hingga akhir 2014, Eximbank dapat menyalurkan pembiayaan kredit ekspor sebesar Rp53 triliun-Rp54 triliun. Realisasi tersebut lebih tinggi dari target awal tahun Rp49 triliun.

Dia menyebutkan, optimisme pada tahun depan terjadi akibat pertumbuhan bisnis Eximbank yang lebih tinggi dibandingkan dengan rerata industri perbankan. Hal itu terjadi karena Eximbank merupakan kepanjangan tangan pemerintah.

Anggaran pemerintah dalam APBN untuk sektor infrastruktur yang meningkat 100% menjadi Rp140 triliun dari Rp70 triliun membuat optimisme Eximbank kian tinggi.

"Artinya pemerintah betul-betul kongkret. Kami juga begitu. Seberapa besar kami akan membantu sisi pendanaan," katanya, Selasa (23/12/2014).

Pada tahun depan, Eximbank tetap menjaga rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) pada level 16%-17% agar tetap sesuai dengan harapan investor. Saat ini, CAR Eximbank masih berada pada level lebih dari 20%.

Untuk menjaga rasio permodalan, pemerintah pada tahun depan akan menambah modal senilai Rp1 triliun. Penambahan modal tersebut akan membuat struktur permodalan Eximbank mecapai Rp8 triliun.

Pada hari ini, Eximbank mengucurkan pinjaman untuk perusahaan pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. senilai Rp850 miliar. Pinjaman tersebut memiliki tenor 10 tahun dengan grace periode 3 tahun.

Selain itu, LPEI juga bersama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank Permata Tbk., dan PT bank QNB Indonesia Tbk., telah menandatangani perjanjian pembiayaan sindikasi dan club-deal dengan PT Indoferro sebesar US$250,47 juta.

Perjanjian yang ditandatangani pada 9 Desember 2014 itu digunakan oleh Indoferro untuk pembiayaan investasi dan modal kerja. Khususnya untuk pembangunan pabrik smelter phase 2 dan refinancing utang dalam pembangunan pabrik smelter phase 1.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini