Bisnis.com, JAKARTA–PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. optimistis kekosongan posisi direktur utama tidak akan memengaruhi pencapaian target kinerja keuangan yang ditetapkan tahun ini maupun tahun depan.
Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria mengatakan sejauh ini belum ada penunjukan pelaksana tugas Dirut pasca kepindahan Sofyan Basir ke PT PLN (Persero).
"Tidak ada [pengaruh ke pencapaian target tahun ini] karena hanya bersisa beberapa hari saja," ujarnya.
Dia mengatakan penetapan Dirut BRI akan dilakukan melalui rapat umum pemegang saham berikutnya. "Kapan waktunya masih menunggu proses yang berjalan."
Hal senada juga dikemukakan Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni. Menurutnya hingga kini belum ada keputusan siapa yang akan menjadi Plt Dirut BRI.
Seperti diketahui Dirut BRI sebelumnya Sofyan Basir resmi ditunjuk menjadi Dirut PLN. Sofyan menggantikan Nur Pamudji sebagai orang nomor satu di BUMN sektor listrik tersebut. Selain Sofyan, nama-nama lain yang mengisi jajaran direksi PLN adalah Sarwono Sudarto, Nasri Sebayang, Murtaqi Syamsuddin, Supangkat Iwan Santoso, Amir Rosidin, Nicke Widyawati, dan Amin Subekti.
Kementerian BUMN juga menunjuk sejumlah komisaris baru di PLN yakni Chandra M. Hamzah, Budiman, dan Hasan Bisri. Ketiganya menggantikan Yogo Pratomo, Achmad Yani Basuki dan Jarman yang diberhentikan dengan hormat sebagai anggota dewan komisaris.
BRI menargetkan laba bersih hingga Rp24 triliun sepanjang tahun ini. Tahun depan BRI mematok target pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 15%, dana pihak ketiga (DPK) 13%, dan NIM di kisaran 8,5%. Selain di sektor mikro, BRI juga akan memacu kredit di sektor pertanian dan infrastruktur. Mereka bahkan sudah ancang-ancang untuk ambil bagian dalam sejumlah proyek infrastruktur yang dijalankan pemerintah.
Hingga September 2014 BRI sudah menyalurkan kredit Rp464,19 triliun, meningkat 12,32% dibandingkan periode yang sama dari 2013 yang tercatat Rp413,27 triliun. BRI memang masih mungkin memacu kredit lantaran loan to deposit ratio (LDR) hingga kuartal III/2014 baru mencapai 85,29%, lebih rendah ketimbang periode yang sama 2013 yang mencapai 90,88%.
Non performing loan (NPL) gross BRI per September 2014 tercatat 1,89%. Segmen mikro masih mendominasi porsi penyaluran kredit BRI. Per September 2014 total penyaluran kredit ke segmen mikro tercatat Rp148,43 triliun, naik Rp15,8% dari periode yang sama 2013. Adapun NIM BRI per September 2014 mencapai 8,78%, lebih tinggi dibandingkan kuartal III/2013 yang hanya mencapai 8,25%.
Selain pertumbuhan organik, tahun depan BRI memiliki sejumlah agenda anorganik, salah satunya melalui akuisisi. Bank pelat merah itu masih memburu perusahaan asuransi, sekuritas dan bank lain untuk diakuisisi. Masih ada dana Rp3 triliun yang siap digunakan BRI. Dana itu pun diklaim masih dapat ditambah.
Baiquni sebelumnya mengatakan pihaknya tak keberatan mengakuisisi perusahaan kecil asal nilai dan kinerja perusahaan tersebut lebih bagus dari pasar. Menurutnya akuisisi perusahaan kecil tidak menjadi masalah penting karena BRI sudah memiliki captive market yang besar.
BRI juga akan memacu kinerja anak perusahaan yang belakangan kontribusinya tak terlalu besar. Pada kuartal III/2014 laba konsolidasi BRI tercatat Rp18,16 triliun, sedangkan laba bank only sebesar Rp18,12 triliun.
BRI hingga kini memiliki tiga anak usaha yakni PT Bank BRISyariah, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk, dan BRI Remittance Co. Ltd. Hong Kong. Total aset BRI Syariah per 30 September 2014 mencapai Rp18,5 triliun atau 2,63% dari total aset konsolidasian.
Total aset BRI Agro pada 30 September 2014 sebesar Rp5,9 triliun atau 0,84% dari total aset konsolidasian, sedangkan total aset BRI Remittance pada periode tersebut sebesar Rp4,9 miliar atau 0,0007% dari total aset konsolidasian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel