Jokowi Minta Pejabat Papua tak Obral Lisensi Kekayaan

Bisnis.com,29 Des 2014, 13:32 WIB
Penulis: Ismail Fahmi
Presiden Joko Widodo berdialog dengan masyarakat Papua. Pejabat jangan obral lisensi kekayaan/Antara

Kabar24.com, SORONG--Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, kunjungannya ke Papua yang dilakukan sejak Sabtu (27/12/2014) lalu membuktikan, Bumi Cenderawasih itu adalah wilayah yang sangat kaya.

“Tanah Papua ini adalah sebuah tanah yang sangat, sangat, sangat kaya raya,” ujarnya  saat berdialog dengan Kepala Daerah, Tokoh Adat dan Agama Papua Barat, yang dilaksanakan di kantor Walikota Sorong, Senin (29/12/2014).

Namun demikian, Presiden  mengingatkan, tanah yang sangat kaya raya itu belum tentu menjamin kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sebab, lanjut Jokowi, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat tidak hanya terletak pada kekayaan sebuah provinsi atau negara.

Jokowi menunjuk contoh Singapura. “Mereka punya apa? Nggak punya apa-apa. Nggak punya kekayaan sama sekali tapi bisa sangat kaya,” ujarnya  seraya menyebut Korea Selatan dan Jepan, yang juga memperoleh sukses serupa Singapura.

Bagi Presiden, letak kemakmuran Papua tergantung pada gubernur, bupati, wali kota, dan pejabat eksekutif. Para pejabat itu, lanjut Jokowi, harus menerapkan kebijakan publik yang baik.

“Kebijakan publik yang tepat dan benar, kebijakan publik yang benar dan tepat. Hanya di situ saja,”  tuturnya seperti dilansir situs resmi Setkab, Senin (29/12/2014)

Presiden juga menunjuk contoh, di mana Indonesia pernah mengalami masa kejayaan saat kekayaan minyak dan kayu melimpah di era 1970 hingga 1990-an. Namun kekayaan di masa itu belum bisa memakmurkan rakyat.

“Inilah yang saya titip kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk mengendalikan kekayaan itu. Jangan sampai diobral.  Jangan mengobral lisensi atau izin tapi kekayaan kita habis dan rakyat tidak dapat apa-apa,” tutur Jokowi dalam acara yang juga dihadiri oleh Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini