Bisnis.com, MANADO - PT Bank Sulut pada 2015 akan terus mendorong agar penyaluran kredit produktif bisa mencapai 20% dari total kredit bank tersebut.
"Kami mendorong agar pemberian kredit ke sektor produktif mencapai 20% dari keseluruhan pembiayaan," kata Direktur Pemasaran PT Bank Sulut Novy kaligis, di Manado, Rabu (31/12/2014).
Novy mengatakan saat ini pembiayaan di Bank Sulut untuk sektor produktif masih di kisaran 10%, namun pihaknya terus berkomitmen untuk meningkatkan hingga 20%.
Memang diakuinya kredit paling besar di Bank Sulut yakni konsumsi karena paling besar kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS), namun setelah ditelusuri, para PNS ini ternyata meminjam untuk membuka usaha.
"Karena yang melakukan pinjaman dari PNS jadi termasuk kredit konsumsi padahal untuk melakukan usaha yang produktif," jelasnya.
Bank Sulut, katanya, selaku torang pe bank akan berusaha mengembangan daerah Nyiur Melambai ini agar semakin maju dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Hingga November 2014, Bank Sulut menyalurkan kredit ke masyarakat sebesar Rp7,29 triliun atau tumbuh 29,09% dibandingkan dengan posisi yang sama 2013 yakni hanya Rp5,62 triliun.
Dengan pemberian kredit tersebut, katanya, Bank Sulut terus menjaga kualitas kredit tercermin dari non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah hanya 1,98%, yakni masih berada jauh dari batas Bank Indonesia sebesar 5%.
Hingga November 2014, Bank Sulut itu memiliki rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 12,56% atau turun dari posisi November 2013 sebesar 13,46%.
Sementara itu, margin bunga bersih atau net interest margin/NIM turun menjadi 9,76% pada November 2014 dari periode yang sama tahun lalu sebesar 11,15%.
Seiring dengan itu, biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) naik signifikan dari 70,94% menjadi 80,08%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel