Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja Bank Pembangunan Daerah (BPD) sepanjang 2014 diprediksi stagnan akibat beragam tekanan yang melanda industri perbankan, ungkap pejabat Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda).
Eko Budiwiyono, Ketua Umum Asbanda, mengatakan industri perbankan, termasuk BPD mengalami tekanan suku bunga tinggi dan kenaikan kredit bermasalah. "Pendapatan fee (juga) tidak sesuai harapan," ujarnya seperti dikutip dari harian Bisnis Indonesia, Rabu (7/1/2015).
Berdasarkan data statistik perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). hingga Oktober 2014, laba BPD tercatat Rp8,826 triliun, turun 17,7% (year to date), didorong penurunan pendapatan bunga bersih sebesar 12,69% (y-t-d).
Pendapatan bunga bersih turun akibat beban bunga deposito mengalami lonjakan, dipicu kenaikan BI rate yang naik bertahap sejak Juni 2013 ke level 7,5%. November lalu, Bank Indonesia kembali menaikkan BI rate sebesar 25 bps menjadi 7,75%.
Penurunan profitabilitas juga tercermin dari penurunan margin bunga bersih sebesar 44 bps menjadi 6,6% sepanjang sepuluh bulan terakhir di 2014.
Selain tekanan margin, Eko menyebut kualitas kredit juga mengalami pemburukan sehingga bank perlu menambah provisi. Per Oktober 2014, rasio kredit bermasalah (NPL) BPD tercatat 1,54%, naik dari posisi Desember 2013 sebesar 1,04%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel