Depresiasi Rupiah Ternyata Tak Untungkan Ekspor Alas Kaki

Bisnis.com,08 Jan 2015, 18:15 WIB
Penulis: Dini Hariyanti
Tak bisa disebut tidak berdaya saing. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Depresiasi rupiah terhadap dolar AS tak membuat produsen alas kaki optimistis atas kinerja ekspor pada tahun ini.

Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Wijanarko mengatakan pelemahan kurs rupiah tak bisa dinikmati karena produsen memiliki ketergantungan tinggi kepada bahan baku impor. Pembelian bahan baku/penolong dari luar negeri inipun tetap menggunakan dolar, sehingga margin ekspor tak kunjung melambung.

"Bea cukai belum pro pebisnis. Kami ingin sepatu impor dari China diperketat, tetapi bahan baku sepatunya juga ikut diperketat," tutur dia saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (8/1/2014).

Secara umum Aprisindo menegaskan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tak menguntungkan ekspor. Pengusaha justru tidak menginginkan rupiah jeblok, melainkan bergerak stabil di level tertentu. Fluktuasi mata uang dirasa menyulitkan penghitungan harga.

Perusahaan alas kaki skala besar diperkirakan mengimpor bahan baku/penolong sekitar 80% dari total kebutuhan. Perusahaan ini menyerap setidaknya 1.000 orang pekerja. Adapun yang diimpor, seperti bijih plastik, kulit imitasi dan berbagai bahan kimia.

Impor bahan baku/penolong tidak semata mempertimbangkan ketersediaan pasokan di dalam negeri. Produsen membutuhkan tempo suplai yang relatif singkat. Sebagai contoh pemesanan ke pemasok domestik memakan waktu sekitar tiga bulan, sedangkan impor hanya 45 hari.

"Tidak bisa dibilang produk alas kaki [buatan Indonesia] tak berdaya saing. [Kinerja ekspor yang ada] memang karena masalah internal industri nasional kita," ucap Eddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini