Bisnis.com, MANADO - Tren rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di Sulawesi Utara terus meningkat sejak Januari 2014, dipicu oleh banjir yang melanda wilayah tersebut pada awal tahun lalu.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara (Sulut) Luctor E. Tapiheru mengatakan tren kenaikan NPL terjadi sejak awal tahun lalu yang bermula dari bencana banjir. Dampak banjir membuat sejumlah kegiatan ekonomi tidak berjalan sehingga menyebabkan kredit bermasalah.
“NPL karena banjir bandang,” ujarnya sebagaimana dikutip dari harian Bisnis Indonesia, Kamis (8/1/2015).
Banjir dan longsor yang melanda Sulut menyebabkan perekonomian wilayah tersebut lumpuh selama beberapa waktu akibat infrastruktur rusak. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan kerugian akibat bencana tersebut mencapai Rp 1,87 triliun.
Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) mencatat rasio kredit bermasalah di Sulut hingga Oktober 2014 adalah sebesar 3,71%, meningkat drastis jika dibandingkan dengan posisi NPL pada periode sama tahun sebelumnya yakni 2,34%.
Rasio NPL Sulut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata NPL industri perbankan yang pada Oktober 2014 tercatat sebesar 2,37%, meningkat dibandingkan dengan posisi pada periode sama tahun sebelumnya yakni 1,91%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel