Jurus Wali Kota Nur Mahmudi Sukseskan Swasembada Pangan

Bisnis.com,12 Jan 2015, 16:33 WIB
Penulis: Miftahul Khoer
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail/pkspiyungan.org

Bisnis.com, DEPOK-- Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail punya tiga formula untuk menyukseskan program swasembada pangan.

Ketiga formula itu antara lain mencerdaskan masyarakat selaku konsumen, meningkatkan produksi, dan mengganti pola makan. Ketiga rumus ini adalah kunci yang harus dilakukan jika program swasembada pangan nasional ingin berhasil, ujar Nur Mahmudi seperti dikutip dari situs resmi Kota Depok, Senin (12/1/2015).

Menurutnya, Indonesia saat ini masih tergantung pada impor komoditas pangan. Hal itu bisa dibuktikan dengan dicapnya Indonesia sebagai importir beras terbesar ke-3 dunia.

Data US Agriculture menyebutkan bahwa Indonesia juga didaulat sebagai importir gandum ke-2 di dunia. Bahkan sebutan Indonesia sebagai negara maritim, dinilai tidak tepat seiring masih marak terjadinya impor tepung ikan.

Data bahan pangan yang ada seperti telur dan ayam saat ini kita mandiri, namun perlu diketahui kemandirian tersebut juga semu, karena untuk bibit dan pakan ayam kita juga masih impor, ujarnya.

Dia menambahkan negara harus melakukan langkah meningkatkan produktivitas pangan dengan lebih memberdayakan sektor pertanian. Hal itu perlu dilakukan untuk menanggulangi banjir impor.

Lebih lanjut dia memaparkan harus segera dilakukan pembenahan distribusi pupuk, ,serta memperbaiki irigasi untuk keperluan para petani. Selain itu, kata dia, alokasi manajemen penyuluh di bidang pertanian dan pemberian fasilitas seperti mesin bajak sawah juga harus dibagikan tepat sasaran.

Akulturasi Budaya

"Akulturasi budaya barat dalam perilaku mengonsumsi makanan juga menjadi salah satu pemicu meningkatnya impor, kita jadi terbiasa roti yang bahannya merupakan impor. Untuk itu kita harus lebih mencintai pangan lokal," ujarnya.

Nur Mahmudi menyebut masyarakat Indonesia harus sudah siap mengganti pola makan. Dia berharap konsumsi pangan lokal yang variatif bisa lebih dikembangkan seperti karbohidrat nonberas antara lain kentang, jagung dan singkong.

"Kita sudah harus memahami dan mencintai sumber karbohidrat lokal, sebab Indonesia memiliki banyak ragam karbohidrat selain nasi yang justru lebih sehat untuk dikonsumsi," jelasnya. (Bisnis.com)

BACA JUGA:

WAGUB DJAROT: Pejabat Pakai Narkoba Dicopot & Terancam Dipecat

Ini 5 Kendala Ekspor Produk Alas Kaki Indonesia

GOLDEN GLOBE 2015: "Boyhood" Film Drama Terbaik

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini