Proyek Infrastruktur Ego Sektoral Perlu Dihilangkan

Bisnis.com,14 Jan 2015, 19:05 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana

Kabar24.com, SEMARANG—Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan meningkatkan dialog dengan pemerintah kota/kabupaten dan masyarakat agar pembangunan infrastruktur dasar dapat dipacu dalam menghadapi peningkatan arus investasi ke Jawa Tengah.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan potensi peningkatan investasi di wilayah mesti disikapi dengan pembangunan infrastruktur dasar yang memadai, serpeti jalan, rel kereta, pelabuhan dan penyediaan energi.

Namun, jelasnya, rencana pembangunan tersebut seringkali masih diadang ego sektoral.

Dia menjelaskan realisasi pembangunan tersebut mensiratkan kebutuhan akan lahan. Seringkali, lanjut Ganjar, pemerintah kota/kabupaten dan masyarakat justru sulit untuk memenuhi tuntutan bagi pengembangan tersebut.

“Sekarang kita tinggal berdialog dengan teman-teman di tingkat kota/kabupaten dan masyarakat. Anda mau terima ndak? Jangan ada kemudian yang berargumentasi macam-macam; butuh ini, tapi ketika akan dibuat justru ditolak,” ungkapnya, Rabu (14/1).

Ganjar mengatakan permasalahan tersebut terindikasi dalam fenomena kenaikan harga yang tidak tangung-tanggung pada lahan yang dibutuhkan bagi pembangunan infrastruktur dan juga untuk investasi.

Kondisi tersebut, jelasnya, juga terjadi bagi rencana pengembangan PLTU Batang yang belum juga terealisasi.

Padahal, dia menyatakan pada 2017 Jawa Tengah berpotensi mengalami krisi listrik.

“Kami sudah ketemu teman-teman dari PLN dan diperkirakan 2017 akan krisis listrik. Karena itu, saya masih berharap teman-teman dari Batang bisa menyiapkan itu,” ungkapnya.

Hal yang sama, sambungnya, juga terjadi pada pengembangan lahan industri.

Dia mencontohkan pembangunan parbik semen di Rembang dan Pati yang terus menuai penolakan.

Padahal, Ganjar menuturkan selama ini distribusi semen ke Jateng berasal dari Jawa Barat dan Jawa Timur, daerah yang sudah memiliki pabrik semen sendiri.

“Jalan kita selalu rusak dan beban yang terberat adalah semen. Kita perlu pabrik semen ndak? Nah ini mesti kita dialogkan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini