Aktivitas Bongkar Muat TPKS Meningkat, Larangan Impor Barang Tidak Ngefek

Bisnis.com,20 Jan 2015, 23:16 WIB
Penulis: Muhammad Khamdi
Peti kemas/Bisnis.com

Bisnis.com, SEMARANG - Kebijakan pemerintah melarang masuknya barang impor kain tekstil bermotif batik dan sejumlah barang impor lainnya diyakini tidak berpengaruh signifikan terhadap muatan barang di Terminal Peti Kemas Semarang.

Iwan  Sabatini,  General  Manager  TPKS, mengatakan sejumlah barang ekspor yang diproduksi di Jawa Tengah mayoritas mengandalkan bahan baku impor, seperti industri tekstil dan produk tekstil.

Pihaknya optimis volume aktivitas bongkar muat barang di TPKS tetap menunjukkan peningkatan setiap tahun. Pada kurun 2009-2013 pertumbuhan rata-rata setiap tahun 5%-10%. Sedangkan dari 2013 ke 2014 pertumbuhannya mencapai 15%.

“Jadi menurut saya [larangan barang impor tertentu masuk ke Indonesia] tidak berpengaruh, aktivitas bongkar muat impor masih tinggi,” ujar Iwan, Selasa (20/1/2015).

Pihaknya mengatakan TPKS terus melakukan road show atau kunjungan ke Hinterland di Jateng untuk mengetahui tantangan yang dihadapi oleh para industri. Iwan menambahkan rata-rata perusahaan terus mengembangkan perluasan pabrikan di beberapa kota seperti Pati, Kudus, Wonosobo, Salatiga dan lainnya.

Antisipasi kenaikan atau pertumbuhan handling petikemas pada tahun mendatang, ujarnya, saat ini sedang dilakukan pekerjaan perpanjangan dermaga sepanjang 105 meter dan lapangan penumpukan petikemas (CY) seluas 5,3 hektare, serta 11 unit Automatic Rubber Tyred Gantry (RTG) dan disusul dua unit new container crane (CC) pada 2016.

Dalam kesempatan itu, Manager SDM dan Umum Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Nugroho Christianto mengatakan tahun ini PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Semarang fokus untuk memperbaiki lapangan parkir trailer dan menambah petugas keamanan.

PT Pelindo III, ujarnya, juga tidak tinggal diam dengan adanya curah hujan dengan intensitas tinggi pada belakangan bulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini