Harga CPO Jatuh Seiring Permintaan yang Menurun

Bisnis.com,21 Jan 2015, 23:48 WIB
Penulis: Surya Rianto
Harga CPO merosot seiring turunnya permintaan. /

Bisnis.com, JAKARTA – Harga crude palm oil kembali melemah seiring dengan permintaan komoditas sawit itu dari India sepanjang bulan ini menyusut.

Pada penutupan perdagangan hari ini, harga crude palm oil (CPO)di Bursa Malaysia jatuh 2,47% menjadi 2.278 ringgit per ton, sedangkan harga CPO di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) naik 2,24% menjadi Rp8.195 per kg.

Sandeep Bajoria, Direktur Utama Sunvin Group, mengatakan permintaan CPO India menurun karena pasokan minyak CPO di India sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Permintaan CPO memang kian melemah,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Rabu (21/1/2015).

Pengiriman CPO dari Malaysia sepanjang bulan ini turun sebesar 22% menjadi 702.581 metrik ton dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama, sedangkan permintaan dari India jatuh 45% dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama.

Dian Agustina, analis PT MNC Securities, mengatakan saat ini crude palm oil (CPO) berpeluang kembali ke tren pelemahan. Namun, penguatan besar harga minyak pada akhir pekan lalu membantu penguatan CPO pada awal pekan ini.

“Tapi, kalau harga minyak dunia berbalik terkoreksi, maka harga CPO selanjutnya akan jatuh juga karena sampai saat ini permintaan untuk komoditas sawit ini masih lemah,” ujarnya kepada Bisnis.

Pasca sentimen banjir Malaysia yang mengerek harga CPO cukup tinggi. Kini pasar kembali fokus kepada perkembangan komoditas pesaing baik untuk produk energi maupun konsumsi.  

Alvin Tai, analis RHB Investment Bank, mengatakan harga sawit saat ini lebih bereaksi terhadap harga minyak dan kedelai sehingga pada akhir pekan lalu harga CPO sempat anjlok.

“Harga komoditas pesaing berpotensi mempengaruhi harga CPO untuk jangka panjang, meskipun produksi sawit Malaysia pada bulan ini bisa lebih rendah dibandingkan dengan Desember 2014,” ujarnya.

Tapi, Dian menambahkan kejatuhan harga CPO sepanjang kuartal pertama tahun ini tidak akan sedalam pada Agustus 2014 silam. Alasannya, pada Februari nanti CPO akan didukung oleh tingginya permintaan dari China seiring perayaan tahun baru China.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini