Bisnis.com, JAKARTA - PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) menargetkan pertumbuhan pendapatan premi di atas 30% pada tahun ini.
Pasalnya, hingga Desember tahun lalu, Reindo mengklaim telah mengantongi laba bersih sekitar Rp190 miliar, atau naik 77,57% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2013. Selain itu, pendapatan premi bruto gabungan mencapai lebih dari Rp2 triliun.
“Sebelumnya, kami targetkan dapat mengumpulkan premi Rp2 triliun. Premi asuransi umum melonjak signifikan, tetapi asuransi jiwa hanya mampu naik belasan persen,” ucap Direktur Utama Reindo Adi Pramana, Kamis (22/1/2015).
Sepanjang tahun ini, pertumbuhan asuransi umum masih mendominasi perolehan premi bruto Reindo yang rata-rata mencatatkan kenaikan 30%. Penaikan tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memangkas premi reasuransi yang ‘terbang’ ke luar negeri.
Reindo, anak usaha dari PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI), diproyeksikan menjadi perusahaan reasuransi syariah. Sejalan dengan itu, RUI juga telah menandatangani kesepakatan merger dengan PT Asei Reasuransi Indonesia (Asei Re) untuk menjadi Indonesia Reasuransi (Indonesia Re).
“Saya belum bisa bilang kapan Reindo akan menjadi perusahaan reasuransi syariah karena merger RUI dengan Asei Re belum turun peraturan pemerintahnya mengenai pembentukan Indonesia Re,” imbuhnya.
Dengan pembentukan Indonesia Re tersebut, regulator berharap premi reasuransi dapat menahan premi hingga Rp25 triliun-Rp30 triliun pada tahun ini. Apalagi, Indonesia Re bakal mengantongi kapasitas modal senilai Rp1,5 triliun pada tahun ini.
Pada tahap pertama, Asei Re, pemimpin proyek Indonesia Re, akan mendapatkan modal Rp900 miliar pada awal tahun ini, dan sisanya yaitu Rp600 miliar dalam waktu dekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel