Bisnis.com, JAKARTA—Pasca stagnannya pembiayaan yang disalurkan pada 2014, PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) memasang target pertumbuhan permbiayaan konservatif pada tahun ini, yakni hanya 5%.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan, target pertumbuhan yang terhitung kecil tersebut dipatok karena melihat kondisi ekonomi yang dianggap belum mendukung industri pembiayaan. “Tantangan yang terjadi tahun lalu, akan berlanjut tahun ini,” ujarnya, Selasa (27/1/2015).
Tantangan yang dimaksud Made antara lain tingginya suku bunga perbankan, tingginya inflasi, dan penjualan kendaraan bermotor yang diperkirakan stagnan. Dia menyebutkan, sampai akhir Desember 2014, pihaknya hanya membukukan pertumbuhan pembiayaan 1% atau senilai Rp34 triliun.
Menurut Made, target pertumbuhan 5% yang dipatok cukup realistis. Dia menjelaskan, kalau nanti inflasi bisa turun dan kembali ke 5%, Bank Indonesia tentu bisa menurunkan sedikit suku bunga acuan. Selain itu, adanya penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal tahun ini dianggap sebagai sebuah kabar baik.
“Memang dampak dari turunnya harga BBM belum terasa, tetapi saya yakin, sampai akhir tahun, pasti ada dampaknya dibandingkan dengan tidak adanya penurunan,” jelas Made. Selain itu, lanjut Made, alokasi belanja infrastruktur yang cukup tinggi juga akan memberi angin segar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel