BTN Genjot KPR Bersubsidi

Bisnis.com,28 Jan 2015, 22:19 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora
Bank Tabungan Negara/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA-- Di tengah perlambatan ekonomi, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) lebih fokus menggenjot penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi guna menjaga kualitas kredit.

SIMAK: EVAKUASI AIRASIA QZ8501: Jenazah Sudah Tengkorak, Sulit Dikenali

Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan perseroan akan gencar mendorong fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), akan angka pertumbuhan pada sektor tersebut masih menanti rencana pemerintah.

"Mengarah ke KPR bersubsidi. Kami masih menunggu keputusan pemerintah," katanya, Rabu (28/1/2015).

Sementara itu, dari proyeksi bisnis perbankan perseroan menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 19%. Sepanjang 2014, BTN mengalami pertumbuhan kredit hingga 15% dari 2013, atau senilai Rp100,46 triliun.

Dari sisi kualitas kredit, Maryono mengungkapkan akan menekan non performing load (NPL) di bawah 4%. Pada 2014 NPL BTN sudah mencapai 3,35%, sedangkan untuk NPL untuk segmen FLPP lebih kecil dari yakni 1,1%.

Pada tahun ini, BTN bersama pemerintah menargetkan pembangunan satu juta rumah. Pada kesempatan sebelumnya, dia mengungkapka BTN siap membangun minimal 500.000 unit rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dari rencana pemerintah satu juta unit.

Menurutnya, rencana pemerintah menargetkan pembangunan 1 juta unit rumah menjadi peluang penyaluran kredit bagi perseroan. BTN pun berencana untuk menyalurkan kredit ke perusahan yang bergerak dalam pembuatan keramik, kaca, maupun besi.

Optimistis

Tahun lalu, BTN membangun rumah subsidi sebanyak 58.000 unit. Pihaknya pun optimistis tahun ini dapat membangun minimal 500.000 unit MBR. Dia optimis 1 juta rumah bisa tercapai, karena sebelumnya BTN pernah menyalurkan 300.000 rumah bersubsidi.

Selama ini komposisi sumber pembiayaan untuk KPR dengan skema FLPP ini sebesar 75% dari pemerintah dan 25% dari perbankan. Menurutnya, rencana pemerintah untuk menurunkan suku bunga FLPP, belum diputuskan. Dia menilai tujuan rencana kebijakan pemerintah agar rakyat tidak dibebankan dengan tingginya bunga.

Menurutnya, tidak menutup kemungkinan komposisinya FLPP 75% pemerintah dan 25% perbankan, atau sumbernya bisa dari pinjaman negara lain atau perubahan sistem pembiayaannya dari pemerintah. (Bisnis.com)

BACA JUGA:

Harga Rokok Segera Naik

Ini Dia Celana Kerja Pria Tahan Air

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini