Bisnis.com, JAKARTA - Jika bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/Fed) menaikkan suku bunga acuannya (Fed Funds Rate), rupiah diprediksi akan terperosok ke level Rp13.000 per dolar AS.
"Itu memang lebih tinggi dibandingkan dengan pemerintah. Tapi dengan kondisi dolar AS, angka itu wajar," kata Analis mata uang, Ibrahim pada Bisnis.com, Sabtu (31/1/2015). (Lihat Kurs Tengah Transaksi Bank Indonesia)
Menurutnya, laju dolar AS ini didorong oleh perbaikan perekonomian di Amerika Serikat. Hal itu lantas memperkuat prospek peningkatan suku bunga acuan.
Ibrahim menuturkan, yang akan menentukan besaran penguatan dolar AS nantinya adalah seberapa besar otoritas moneter Negeri Paman Sam itu bakal menaikkan suku bunganya dari posisi saat ini di kisaran 0,25%.
Di samping itu, posisi dolar AS juga kian kukuh di tengah kebijakan moneter negara maju lainnya yang justru melonggarkan diri guna menggenjot pertumbuhan ekonomi di wilayahnya masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel