APEL AS BERBAKTERI: Omzet Pedagang Buah di Pekanbaru Ambles

Bisnis.com,02 Feb 2015, 20:51 WIB
Penulis: News Editor
Masuknya apel impor berbakteri yang membahayakan kesehatan merontokkan omzet pedagang buah di sejumlah daerahl/Ilustrasi-nutritionchekcup.com

Bisnis.com, PEKANBARU - Pedagang buah di sejumlah pasar di Pekanbaru, Riau, mengeluhkan penurunan omzet penjualan buah impor akibat pemberitaan bakteri mematikan di dalam Apel jenis Granny Smith merek Grannyst Best dan Gala merek Big bi.

"Penurunan omzet penjualan dalam seminggu ini benar-benar dirasakan pedagang akibat pemberitaan bakteri dalam apel yang mematikan tersebut," kata Sari, pedagang buah di Simpang Empat Arengka Pekanbaru, seperti dikutip dari Antara, Senin (2/2/2015).

Dia mengatakan biasanya dalam satu hari penjualan buah impor bisa mencapai 10 kg. Namun, sekarang bahkan tidak mencapai 5 kg.

Manager Retail Swalayan Pasar Buah Pekanbaru Lukman Samidi mengatakan ini terjadi akibat tidak adanya sosialisasi dari pemerintah ke masyarakat tentang jenis apel yang mengandung bakteri ini.

Menurutnya, sejak keluarnya edaran dari Kementerian Perdagangan untuk menarik peredaran dua apel tersebut, dirinya belum pernah mendapat sosialisasi dari dinas terkait.

"Baik itu dari dinas dibawah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau maupun dari Dinas Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru," jelasnya.

Dia mengatakan seharusnya setelah mendapat surat edaran dari pusat, sosialisasi tersebut diteruskan oleh daerah. Namun, masyarakat pada kenyataannya tidak menerima informasi dengan benar sehingga menganggap semua buah apel impor mengandung bakteri.

Pihaknya sendiri tentu tidak mau mengambil risiko untuk menjual kedua jenis apel tersebut ke masyarakat. Namun, karena kurangnya siosialisasi, ini berdampak pada penjualan buah impor lain di tingkat pedagang.

"Kami tentu sudah menarik penjualan kedua merek apel asal Amerika itu, jumlahnya sebanyak 94 karton," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini