Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan di dalam negeri optimistis dana pihak ketiga (DPK) tumbuh, meskipun likuiditas relatif masih ketat pada tahun ini.
Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Haryono Tjahjarijadi menargetkan DPK yang dihimpun perseroan sepanjang 2015 dapat bertumbuh sekitar 30%.
"Kami targetkan tahun ini DPK bisa tumbuh sekitar kurang lebih 30%. Kami optimis bisa capai itu," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (5/2/2015).
Tahun lalu, Bank Mayapada berhasil menghimpun DPK tumbuh sebesar 30% dibandingkan dengan 2013.
Berdasarkan laporan keuangan perseroaan per November 2014, total DPK Bank Mayapada mencapai Rp30,9 triliun atau tumbuh 62% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya senilai Rp19,07 triliun.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga menargetkan pertumbuhan DPK sepanjang tahun ini mencapai 14% hingga 16%.
"DPK diperkirakan 14%-16% untuk 2015. Kami melihat likuiditas tetap ketat pada 2015 sehingga tidak berani menargetkan DPK yang terlalu tinggi," ujar Direktur Keuangan BRI Ahmad Baiquni.
Sepanjang 2014, BRI berhasil membukukan DPK senilai Rp600,4 triliun atau tumbuh sebesar 23,45% dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Victoria Internasional Tbk Eko Rachmansyah juga optimis DPK pada Kambing Kayu ini dapat tumbuh sebesar 7%.
Kendati demikian, target tersebut lebih rendah dari realisasi pertumbuhan DPK sepanjang 2014 sebesar 15% yakni mencapai Rp16,23 dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp14,11 triliun.
Pertumbuhan DPK yang rendah agar bank tidak terlalu besar untuk membayar bunga simpanan. Besarnya bunga simpanan ini yang kerap kali membuat pembengkakan pada biaya dana atau cost of fund.
"Kondisi LDR atau loan to deposit ratio sebesar 73% pada akhir tahun lalu," ucapnya.
Untuk meningkatkan DPK, Bank Victoria akan membidik dana murah tumbuh lebih tinggi dibandingkan dana mahal.
"Kami akan menyasar deposan yang menempatkan dana dengan tenor jangka panjang, yakni 3 bulan hingga 6 bulan, karena fenomena deposan menempatkan dana pada tenor 1 bulan," tutur Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel