Bisnis.com, JAKARTA—Kenaikan klaim asuransi penerbangan pada 2014 tidak lantas memacu naiknya tarif premi. Tarif premi asuransi penerbangan di seluruh dunia bahkan diperkirakan turun sekitar 10%-20% pada tahun ini.
Presiden Direktur Jardine Lloyd Thompson Arman Juffry mengatakan total klaim asuransi penerbangan di dunia pada 2014 mencapai US$1,48 miliar, naik tipis dibandingkan dengan klaim pada tahun sebelumnya senilai US$1,4 miliar.
Namun demikian, Arman memprediksi kenaikan klaim tersebut tidak akan memacu kenaikan tarif premi asuransi penerbangan. “Banyak orang tidak percaya akan perkiraan saya ini. Kalau klaim naik, kenapa tarif premi bisa turun?” ujarnya seperti dikutip Bisnis.com, Kamis (5/2/2015).
Arman menjelaskan selain karena peningkatan klaim yang terjadi tidak signifikan, ada banyak alasan kenapa tarif premi malah diprediksi turun. Faktor utama adalah besarnya kapasitas asuransi penerbangan dibandingkan kebutuhan maskapai di seluruh dunia.
Dia menyebutkan saat ini, kapasitas asuransi penerbangan seluruh dunia mencapai 220% dari total kebutuhan maskapai. “Ini membuat kondisi oversupply sehingga maskapai memiliki banyak pilihan,” katanya.
Selain itu, Arman mengatakan kecelakaan yang terjadi pada 2014 tidak memberi dampak pada banyak perusahaan asuransi. Pasalnya, pada tahun itu, ada satu maskapai yang mengalami dua kali kecelakaan pesawat, yakni Malaysia Airlines. “Dua kecelakaan itu tentu ditanggung oleh satu perusahaan asuransi yang sama,” ujarnya.
Lagipula, lanjut Arman, seluruh kecelakaan yang terjadi pada 2014 tidak disebabkan oleh hal yang ditakuti perusahaan asuransi, tetapi murni kecelakaan dan serangan dari luar, seperti yang terjadi pada pesawat Malaysia Airines MH17 yang ditembak di Ukraina.
Kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat itu disebabkan oleh serangan dari pihak lain. “Pesawat yang kena tembak ini juga cover-nya bukan di polis hull, tetapi war,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel