EKSEKUSI MATI GEMBONG NARKOBA: Ini Isi Surat Geng Bali Nine ke Jokowi

Bisnis.com,09 Feb 2015, 20:02 WIB
Penulis: News Editor
Pengacara asal Australia Julian McMohan (kanan) menyampaikan keterangan kepada wartawan seusai bertemu kliennya yaitu dua warga Australia terpidana mati, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Denpasar, Jumat (23/1)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Jaksa Agung Muhammad Prasetyo memastikan Andrew Chan, salah satu terpidana mati kasus narkotik dan anggota kelompok Bali Nine, masuk daftar eksekusi mati jilid dua yang akan dilaksanakan bulan ini. Andrew menanggapi rencana eksekusi itu dengan mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo.

Surat dalam bahasa Indonesia itu dikirim Andrew pada Selasa, (27/1/2015). Tempo memperoleh salinan surat Andrew dari kuasa hukumnya, Todung Mulya Lubis, Senin, (9/2/2015). Inilah isi surat tersebut.

Yang Mulia Bapak Presiden Joko Widodo dan Ketua Mahkamah Agung.

Nama saya Andrew Chan dan saya saat ini sedang ditahan di fasilitas pemasyarakatan Bali, Indonesia.

Kehidupan di penjara sulit dan menjadi lebih sulit karena keluarga saya tinggal jauh dan saya jarang bertemu dengan mereka. Akan tetapi, saya menulis surat ini bukan untuk mengeluh tentang hal itu karena saya tahu saya pantas untuk dipenjara dalam waktu yang cukup lama.

Yang Mulia, alasan saya menulis surat ini adalah untuk memohon agar yang Mulia dapat memahami saya dan yang Mulia dapat melihat dari lubuk hati bahwa saya manusia yang telah bereformasi dengan hati yang berubah. Jauh dari keluarga dan teman, banyak hal membuat saya menghargai nilai dari kehidupan sesungguhnya, dan hal tersebut telah mengubah saya menjadi saya yang sekarang ini. Saya ibarat cangkir yang hancur, akan tetapi bukan berarti saya tidak dapat diperbaiki.

Dalam sepuluh tahun terakhir, sistem yang terdapat di negeri yang Mulia pimpin telah membuat saya menjadi utuh untuk mencintai penduduk Indonesia dan membantu mereka. Saya menyadari bahwa jika saya telah menyalahgunakan kepercayaan maka saya harus memperoleh kembali kepercayaan tersebut dengan menunjukkan bahwa saya dapat dipercaya.

Saya ingin mengatakan bahwa saya bersalah atas kejahatan yang telah saya lakukan dan saya tidak berusaha untuk membenarkan atau mengecilkan apa yang telah saya lakukan. Saya hanya memohon agar yang Mulia dapat memberikan kesempatan kedua untuk memperlihatkan saya telah berubah.

Saya menghabiskan waktu saya saat ini untuk mengajarkan kepada yang lain untuk tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang telah saya buat dan bahwa mereka perlu menyadari rasa sakit hati, penderitaan, dan malam tanpa tidur yang tidak terhitung yang diakibatkan oleh hal tersebut. Saya bisa mengatakan hal tersebut karena saya melakukan hal yang sama terhadap keluarga saya.

Saya saat ini sedang belajar untuk menjadi pendeta. Yah, saya bisa memuji diri saya sendiri untuk banyak hal, akan tetapi semua orang bisa memuji dirinya sendiri. Jadi, saya akan membiarkan orang lain yang berbicara mengenai saya, termasuk petugas pemasyarakatan, nara pidana, bahkan kepala lembaga pemasyarakatan.

Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang Mulia luangkan untuk membaca surat ini dan berdoa agar yang Mulia bisa memahami saya dengan baik.

Yang Mulia, saya selalu mencintai masyarakat dan negara Indonesia. Dan saya kembali berharap bahwa yang Mulia dapat melihat dari lubuk hati bahwa saya adalah manusia yang telah berubah menjadi lebih baik dan mungkin satu hari nanti yang Mulia dapat menyaksikannya secara langsung. Saya berharap dari lubuk hati yang Mulia dapat memberikan kesempatan kedua bagi saya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini