Dalam 1,5 Tahun RI Akan Punya Terminal Transit Terbesar se-Asean. Ini Lokasinya

Bisnis.com,09 Feb 2015, 17:06 WIB
Penulis: Wike Dita Herlinda
Kapal di sebuah pelabuhan. /

Bisnis.com, SURABAYA—Jawa Timur dipastikan segera memiliki fasilitas terminal transit curah kering termodern di Indonesia dan di terbesar di Asia Tenggara, yang akan didirikan di Pelabuhan Teluk Lamong Gresik dengan nilai investasi US$40 juta.

Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong (TTL) Prasetyadi menjelaskan pembangunan terminal curah kering yang dimulai bulan ini tersebut akan berbasis ramah lingkungan melalui kerja sama dengan PT Nusa Prima Logistik (NPL).

“Dari segi kapasitas, [terminal curah kering Teluk Lamong] akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, karena didukung dengan kemampuan handling yang mencapai 4.000 ton/jam dan 5 juta ton/tahun,” jelasnya, Senin (9/2).

Dia mengungkapkan pembangunan terminal curah kering di pelabuhan Gresik yang belum setahun beroperasi itu merupakan langkah awal upaya pemangkasan ongkos logistik di Jawa Timur.

Selama ini, sebagian besar proses bongkar muat pelabuhan di Jatim masih tergantung pada Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, sehingga waktu tunggu menjadi lebih panjang dan biaya logistik pun terkerek.

Owner FKS Multiagro Edy Kusuma menjelaskan dengan dibangunnya fasilitas terminal transit kering itu, ongkos produksi di Jatim dapat ditekan hingga 30%. Proyek tersebut ditargetkan rampung dalam jangka waktu 1,5 tahun ke depan.

Sekretaris Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Yon Irawan menambahkan proyek besar yang digawangi Pelindo III, NPL, dan TTL itu akan menelan lahan seluas 10 hektare.

Adapun, fasilitas terminal transit tersebut nantinya akan mencakup conveyor dan berbasis eco-friendly karena hanya diperuntukkan bagi bahan makanan, pertanian, dan biji-bijian (food and feed grain).

“Semua peralatan dan fasilitas yang akan digunakan pada terminal curah kering dijalankan dengan menggunakan listrik dan didukung oleh kapasitas listrik dari pembangkit milik PT Lamong Energi Indonesia.”

Sementara itu, Chairman NPL Edi Kusuma mengaku pihaknya sepakat bekerja sama dengan Pelindo III karena kedalaman Teluk Lamong mencapai -16LWS, sehingga mampu menampung kapal internasional.

“Ini akan menjadi prospek bisnis yang baik. Selain itu, lokasinya terintegrasi dengan jalur kereta api double track.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini