Memaknai Ketangguhan Masyarakat Kelud

Bisnis.com,13 Feb 2015, 16:51 WIB
Penulis: Puput Ady Sukarno
Gunung kelud pada saat meletus dan memuntahkan abu vulkanik./Jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA - Setahun yang lalu, tepatnya 13 Februari 2014, Gunung Kelud meletus dengan dahsyat karena memuntahkan sekitar 150 juta meter kubik material batu, pasir, dan abu vulkanik.

Letusan menjulang ke angkasa hingga 17 km. Abu vulkanik menutup sebagian besar wilayah Jawa. Dari sisi penyelamatan manusia, letusan Kelud merupakan cerita sukses.


Sekitar 180.000 jiwa masyarakat Kediri, Malang, dan Blitar, berhasil dievakuasi dalam waktu kurang dari 2 jam yaitu pukul 21.15 hingga 22.50 WIB. Tak ada korban jiwa. Evakuasi dengan tertib dan lancar. Pascabencana yang kurang dari setahun, kondisi di wilayah sekitarnya pun normal kembali.
 

Minimnya kerugian materaial dan tak adanya korban jiwa membuat sebagian orang berdecak kagum terhadap ketangguhan masyarakat Kelud. Menurut Sutopo Purwo Nugroho Kapusdatin Humas BNPB, pemerintah dan otoritas setempat jauh lebih siap menghadapi letusan 2014 dibanding pada 2007.


"Masyarakat telah bersiap menghadapi letusan jauh hari sebelumnya," ujarnya dalam siaran pers yang diterima,  Jumat (13/2/2015).


Camat, kepala desa, tokoh masyarakat, TNI, Polri, relawan, dan pengamat gunung api bersama-sama memastikan masyarakat mengetahui apa makna informasi status gunung yang disampaikan secara berkala dan apa yang harus dilakukan pada setiap situasi.


Pada 28 Desember 2014, gladi lapang evakuasi digelar di tiga desa KRB III, Ngancar. Gladi ini disiarkan langsung oleh RAPI dan radio-radio komunitas ke tiga kabupaten.


Informasi mengalir dari satu sumber melalui satu saluran yang disiapkan khusus. Masyarakat pun bisa menerima informasi secara satu makna, satu tafsir, tunggal.
 
Respons bencana Kelud juga menampilkan kekuatan kultural masyarakat. Masyarakat Kelud pada dasarnya adalah masyarakat Jawa menjunjung tinggi nilai-nilai hormat dan harmoni.


Hormat dimaknai sebagai memberi respek kepada peran setiap orang dan sebaliknya menjalankan peran yang diberikan dengan setia dan disiplin.


Harmoni diartikan menjaga keselarasan dengan alam dan manusia, di mana setiap orang adalah mikrokosmos yang berperan memelihara harmoni dunia makrokosmos. Pentingnya hidup bersama alam.


Orangtua percaya, abu Kelud adalah warisan kesuburan bagi anak cucu kelak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini