Angkutan Sungai di Pekanbaru Tunggu SK Wali Kota

Bisnis.com,13 Feb 2015, 17:36 WIB
Penulis: Arif Gunawan
ilustrasi

Bisnis.com, PEKANBARU – Pemerintah Kota Pekanbaru akan mengoperasikan angkutan sungai dengan armada satu unit kapal penumpang bantuan Kementerian Perhubungan pada akhir 2014.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Pekanbaru Syafril mengatakan pihaknya sudah siap mengoperasikan angkutan sungai tersebut, tinggal menunggu surat keputusan (SK) dari wali kota.

“Semua persiapan operasional angkutan sungai ini sudah rampung, sekarang tinggal menunggu SK dari wali kota, diperkirakan dalam bulan ini juga,” katanya, Jumat (13/2).

Angkutan sungai dengan kapal penumpang berkapasitas 50 orang ini, akan menjadi alat transportasi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar aliran Sungai Siak, Pekanbaru.

Syafril mengatakan biaya yang dikenakan untuk setiap penumpang kapal diperkirakan senilai Rp15.000 sekali jalan.

Rute yang bakal dilalui kapal penumpang ini menurut Syafril, yaitu dari Pelabuhan Sungai Duku menuju pelabuhan rakyat di wilayah Kelurahan Okura dan Kelurahan Tebing Tinggi, Kecamatan Rumbai Pesisir.

“Dengan tarif senilai Rp15.000, tentu akan memudahkan masyarakat yang tinggal di pinggiran Sungai Siak menuju Pekanbaru, karena selama ini biaya mereka ke pusat kota bisa mencapai Rp50.000,” katanya.

Sebelumnya Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Riau Peri Akri mengatakan sangat mendukung operasional angkutan sungai oleh Dishubkominfo Pekanbaru.

Menurutnya, bila Pemkot Pekanbaru seharusnya jeli dengan potensi yang ada pada angkutan sungai itu.

Selain sebagai angkutan umum yang melayani masyarakat sepanjang aliran sungai, penumpang dari latar belakang wisatawan juga bisa dilirik.

"Kalau dikelola dengan baik, Pemkot bisa menggaet wisatawan dengan menyiapkan paket menyusuri sungai dan singgah di beberapa titik yang sudah dipersiapkan sebaik mungkin tentunya.

Sehingga ada potensi wisata baru dan menambah pendapatan daerah," katanya.

Dia juga mengingatkan agar Pemkot benar-benar mengelola kapal bantuan tersebut dengan baik, tidak hanya ribut dan bersemangat di awal tapi setelah itu ujung-ujungnya malah terlantar dan menjadi beban daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini