Kredit Valas Kian Tertekan

Bisnis.com,17 Feb 2015, 20:43 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora

Bisnis.com, KUALA LUMPUR--Fluktuatif nilai tukar rupiah terhadap dolar kian memberikan tekanan terhadap penyaluran kredit valuta asing (valas).

Pada  2014, penyaluran kredit valas mencapai Rp581,5 triliun, tumbuh 6,11% dari  posisi Rp548 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kondisi tersebut ternyata telah mencetak rekor penyaluran kredit valas paling lambat sepanjang 5 tahun terakhir. Pada 2013, 2012, 2011 dan 2010, kredit valas masing-masing tumbuh 30,09%, 18,19%, 32,07% dan 30,65%.

Presiden Direktur (CEO) Head of Research PT Maybank Kim Eng Securities Wilianto Ie mengungkapkan agar Bank Indonesia selalu berperang untuk menjaga nilai tukar rupiah. "Kondisi rupiah  tidak terlalu kuat, jadi manajemen BI harus hati-hati," ucapnya baru-baru ini.

Wilianto mengungkapkan laju inflasi masih tinggi. Menurutnya, BI harus menyeimbangkan inflasi, pelemahan ekonomi yang membutuhkan penurunan suku bunga dan kondisi rupiah yang melemah. Namun, dia optimis bila suku bunga acuan BI (BI Rate) akan lebih rendah pada akhir 2015.

Dia mengungkapkan rupiah tidak boleh melemah hingga Rp15.000. Meskipun kisaran rupiah sepanjang tahun ini di kisaran Rp12.600-Rp12.800. Menurutnya, pebisnis menginginkan kepastian pasar, tujuannya supaya bisa menebak cost dan pricing.

Wilianto mengkapkan fluktuatif nilai tukar tidak hanya berimbas pada kredit valas perbankan, akan tetapi bakal menekan laju bisnis sektor komoditas.

Pada 17 Februari 2015, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility turun 25 bps menjadi 5,5% dan Lending Facility tetap pada level 8% berlaku efektif sejak 18 Februari 2015.

 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini