TAHUN BARU IMLEK 2015: Dirayakan di Masjid Eyang Suryakencana

Bisnis.com,19 Feb 2015, 19:02 WIB
Penulis: Miftahul Khoer
Kelenteng Hok Tek Bio Cibinong bukan hanya komplek rumah peribadatan bagi warga keturunan Tionghoa dan juga penganut Budha. Dalam satu kompleks tersebut, satu masjid berukuran kecil tampak berdiri. Bangunan antara ketiga rumah ibadah itu saling berdempetan./Miftahul Khoer-JIBI
Bisnis.com, BOGOR - Gerimis yang mengguyur sejak sore itu tidak menyurutkan langkah Lilis Suryani, 35, untuk merayakan Imlek di Kelenteng Hok Tek Bio Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (19/2/2015).
 
Lilis bersama keluarga bergegas mengambil dupa dan membakarnya. Dia lalu berdoa meminta kelancaran usaha dan diberikan kesehatan bagi dia dan keluarganya.
 
Kelenteng Hok Tek Bio Cibinong (foto) bukan hanya komplek rumah peribadatan bagi warga keturunan Tionghoa dan juga penganut Budha. Dalam satu kompleks tersebut, satu masjid berukuran kecil tampak berdiri. Bangunan antara ketiga rumah ibadah itu saling berdempetan.
 
Lilis mengajak anak perempuannya masuk dalam rumah ibadah muslim yang diberi nama Masjid Eyang Suryakencana itu. Dia membawa dupa dan membakarnya di dalam masjid. Dia pun kembali berdoa.
 
Saya tidak tahu, melihat orang-orang juga berdoa di sini, ujarnya yang merantau dari Kalimantan dan membuka usaha bengkel di kawasan Cilodong itu.
 
Ukuran Masjid Eyang Suryakencana itu tak luas-luas amat. Dindingnya diberi warna cat krem. Pintu masjid berwana hijau dengan hiasan di atasnya kaligrafi bertuliskan Muhammad dalam bahasa Arab.
 
Di dalam areal masjid terdapat miniatur masjid dari kayu. Ada hiasan dua keris menancap dan lafadz bertuliskan kaligrafi dengan ukuran kecil beserta terjemahannya.
 
Tampak depan masjid diberi hiasan aneka bunga, buah-buahan, lilin dan kue hasil pemberian warga yang merayakan imlek. Di tengahnya menancap sebuah wadah bulat untuk menampung abu dupa.
 
Yulianto, 47, yang juga merayakan Imlek 2015 mengunjungi masjid tersebut. Dia membakar dupa dan melapalkan doa bersama sang istri.
 
Saya percaya meskipun Eyang Suryakencana bukan dewa, tetapi dia kerap memberikan rezeki juga buat kami, ujarnya.
 
Eyang Suryakencana merupakan salah satu penguasa Jawa Barat yang dipercaya oleh sebagian warga. Yulianto percaya Eyang Suryakencana memberikan jalan usaha.
 
Sewaktu kita belum usaha hingga saat ini kita minta sama dia dan sudah memberikan jalan, asalkan usaha kita baik dan jujur dia kasih, paparnya.
 
Sejak Kamis dini hari, para jemaat yang beribadah merayakan Imlek di kelenteng tersebut sudah berdatangan. Selain beribadah di kelenteng, warga keturunan Tionghoa juga berkunjung ke Vihara Amurwa Bhumi dan Masjid Eyang Suryakencana yang hanya tinggal melangkah itu.
 
Sugiarto, 76, pengurus Kelenteng tersebut mengatakan tingkat toleransi beragama di kawasan Cibinong cukup tinggi. Siapa pun yang beribadah tidak merasa terganggu meski tempat beribadah mereka berdempetan.
 
Warga non muslim yang beribadah di Hok Tek Bio Cibinong, kata Sugiantoro, selalu berkunjung ke Masjid Eyang Suryakencana. Mereka juga memanjatkan doa pada Eyang Suryakencana.
 
Mereka berdoa di masjid ini sebagai persinggahan. Ustad dan ulama di sini juga tidak mempermasalahkan warga non muslim berdoa di masjid ini, ujarnya.
 
Dia mengatakan seluruh agama di sekitaran Cibinong amat menjunjung tinggi nilai solidaritas dan saling menghormati antar umat beragama. Mereka, kata dia, melaksanakan ibadah tanpa dihantui rasa cemas oleh penganut agama lain.
 
Tidak ada permusuhan antar agama di sini. Semuanya aman, paparnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini