Bisnis.comJAKARTA -- PT Bank Sumut tengah mengkaji rencana penerbitan surat utang senilai Rp1 triliun secara bertahap untuk melunasi obligasi yang akan jatuh tempo.
Maulana Akhyar, Kepala Divisi Treasury Bank Sumut, mengatakan jumlah obligasi yang akan jatuh tempo mencapai Rp600 miliar pada tahun depan dan obligasi subordinasi (subdebt) sebesar Rp400 miliar yang jatuh tempo pada 2018.
"Kami lagi kaji, apakah obligasi lagi atau surat utang lain," ujarnya Rabu (18/2/2015)
Bank Sumut memprioritas penerbitan surat utang untuk refinancing obligasi yang masa jatuh temponya lebih dekat sedangkan refinancing subdebt menjadi prioritas berikutnya. Maulana menyebut, penerbitan surat utang juga dimaksudkan untuk menopang ekspansi kredit.
Sebagaimana diketahui, pada Juni 2011 Bank Sumut menerbitkan obligasi sebesar Rp600 miliar dengan tingkat bunga 10,125% dengan tenor lima tahun sedangkan tenor subdebt mencapai tujuh tahun dengan tingkat bunga 11,35%.
Pada November 2014 lalu, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan rating obligasi Bank Sumut dari idA+ menjadi idA karena hingga September 2014 kinerja perseroan mengalami perlambatan dari sisi penyaluran kredit. Di sisi lain, non performing loan (NPL) mengalami kenaikan menjadi 5,6%
Berdasarkan publikasi keuangan bank di situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tidak diaudit, per Desember 2014, total kredit dan pembiayaan syariah yang disalurkan Bank Sumut mencapai Rp18,16 triliun sedangkan kredit bermasalah mencapai Rp963 miliar. Artinya, rasio NPL kotor mencapai 5,3%
Edie Rizliyanto, Direktur Bisnis & Syariah Bank Sumut, sebelumnya mengatakan tahun ini Bank Sumut akan lebih konservatif dengan menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 8%-10%.Selain itu, Bank Sumut juga berupaya melakukan penagihan, restrukturisasi, dan lelang untuk menekan tingkat NPL.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel