Bisnis.com, JAKARTA - Hingga akhir tahun lalu, utang luar negeri (ULN) sektor swasta mencapai US$162,8 miliar atau mencapai porsi 55,7% dari keseluruhan utang senilai US$292,6 miliar pada 2014.
Berdasarkan data yang dikutip Bisnis.com dalam laman resmi Bank Indonesia pada Jumat (20/2/2015), ULN sektor swasta mengalami penaikan sebesar 14,2% dari tahun 2013 yang mencapai US$142,5 miliar.
Dari keseluruhan ULN sektor swasta senilai US$162,8 miliar, industri keuangan non bank memegang porsi 76,1% yakni senilai US$131,5 miliar yang terdiri dari US$10,3 miliar lembaga keuangan bukan bank dan US$121,1 miliar perusahaan bukan lembaga keuangan.
ULN yang dilakukan sektor perbankan sepanjang 2014 mencapai US$31,3 miliar atau meningkat 28% dari tahun sebelumnya senilai US$24,46 miliar.
Untuk industri keuangan non bank mengalami penaikan ULN tahun lalu yakni sebesar11,3% dari tahun 2013 senilai US$118,1 miliar menjadi US$131,5 miliar.
Sepanjang 2014, industri yang mendominasi utang ke luar negeri yakni sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih.
BI mencatat, posisi ULN sektor keuangan dan industri pengolahan pada akhir 2014 senilai US$47,5 miliar dan US$32,6 miliar. Sementara itu, sektor pertambangan dan listrik, gas, & air bersih membukukan posisi ULN sebesar US$26,5 miliar dan US$18,5 miliar.
Dengan besaran tersebut, sektor keuangan menempati porsi utang paling besar dari total ULN swasta atau sebesar 29,2%. Adapun, sektor industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih masing-masing menempati porsi sebesar 20%< 1,3%, dan 11,4% dari total ULN swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel