Ini Duit yang Dirogoh Nasabah Mandiri Untuk Beli Sukuk Ritel Negara

Bisnis.com,20 Feb 2015, 19:40 WIB
Penulis: Destyananda Helen
Sejak awal Sukuk Negara Ritel diperdagangkan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. selalu menjadi agen penjual produk investasi ini kepada nasabahnya./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA — Sejak awal Sukuk Negara Ritel diperdagangkan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. selalu menjadi agen penjual produk investasi ini kepada nasabahnya. Lalu, berapa duit yang dirogoh nasabah bank pita emas ini untuk membeli produk instrumen syariah tersebut?

Senior Vice President Wealth Management Group PT Bank Mandiri (Persero) TBk. Elina Wirjakusuma menuturkan Sukuk Negara Ritel Nemasih menjadi incaran investor kecil dan besar. Pasalnya, lanjut dia, sukuk ritel dijamin pemerintah juga menawarkan imbalan menarik.

Elina merinci, dari penjualan sebelumnya, kebanyakan nasabah yang berminat berinvestasi melalui Sukuk Negara Ritel yakni dari segmen pengusaha, ibu rumah tangga, hingga profesional. Adapun, tambah Elina, kebanyakan nasabah Bank Mandiri membeli produk investasi tersebut sebesar Rp300 juta. “Untuk pembelian Rp5 juta hanya 1%-2% dari total,” jelas Elina di Jakarta, Jumat (20/2/2015).

Tahun ini, ada 17 bank dan  5 perusahaan efek yang menjadi agen penjual Sukuk Negara Ritel seri SR-007 Tahun 2015. Di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Syariah Mandiri, Standard Chartered Bank, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., PT Bank OCBC NISP Tbk., Bank ANZ Indonesia,PT  Bank Permata Tbk., PT Bank BRI Syariah, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank Internasional Indonesia Tbk., PT Bank Mega Tbk., dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

 Sementara itu, perusahaan efek yang tercatat sebagai agen penjual sukuk ritel ini yakni PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Trimegah Securities Tbk., PT Sucorinvest Central Gani, dan PT Reliance Securities Tbk.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini