Listrik Padam Bergilir di Pulau Bali Hingga 1 Maret

Bisnis.com,26 Feb 2015, 06:42 WIB
Penulis: Editor

Kabar24.com, JAKARTA - Kegiatan pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gilimanuk yang dimulai sejak 21 Februari berdampak pada pasokan listrik untuk sebagian besar wilayah di Pulau Dewata Bali.

Pemeliharaan itu menyebabkan defisit pasokan listrik sebesar 130 megawatt (MW), Bali khususnya defisit 40-70 MW pada beban puncak antara pukul 18.30-21.30 WITA.

Konsekuensinya, PLN Distribusi Bali terpaksa melakukan pemadaman listrik secara bergilir hingga 1 Maret.

General Manager PLN Distribusi Bali, Syamsul Huda mengatakan dalam kondisi normal ketersediaan listrik untuk Bali mencapai 850 MW. Selain dari PLTG Gilimanuk, pasokan disuplai dari Jawa melalui kabel laut sebesar 340 MW, PLTG Pemaron 88 MW, PLTD/G Sanggaran 292 MW. "Dengan beban puncak tertinggi 781 MW, saat ini cadangan listrik hanya sebesar 69 MW, " ujarnya.

Kondisi itu tidak memadai lagi bagi syarat system operasi kelistrikan Bali karena karena cadangan daya minimal yang diperlukan adalah sebesar 130 MW. Defisit itu juga mengakibatkan PLN Bali mengambil kebijakan untuk menghentikan sementara proses pasang baru dan penambahan daya mulai 23 Februari.

Dia menjelaskan penambahan pembangkit sebenarnya sudah dilakukan dengan pembangunan PLTU Celukan Bawang dengan kapasitas 3x130 MW yang siap dioperasikan.

Namun pengoperasiannya terkendala belum tersambungnya jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). "Padahal tinggal 300 meter saja ke lokasi pembangkit dari panjang keseluruhan 70 kilometer".

Kendala berasal dari penolakan warga yang wilayahnya dilalui saluran udara itu. Pihak PLN masih berusaha melakukan pendekatan dengan warga dibantu oleh Gubernur Bali dan Bupati Buleleng.

"Kalau pun mereka menolak, kami hanya meminta diberi izin sementara membangun jaringan, sambil menyiapkan rute baru. Ini agar kondisi kelsitrikan Bali bisa diselamatkan dulu."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusran Yunus
Terkini