Nilai Yen Melemah, Output Industri Jepang Justru Sentuh Level Tertinggi

Bisnis.com,28 Feb 2015, 07:09 WIB
Penulis: Dara Aziliya
Output industri Jepang pada Januari naik ke level tertingginya dalam tiga tahun terakhir. /Reuters

Bisnis.com, TOKYO -- Output industri Jepang pada Januari naik ke level tertingginya dalam tiga tahun, ditopang oleh perlemahan nilai tukar yen dan pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang secara langsung meningkatkan permintaan ekspor.

Data Kementerian Perdagangan Jepang menunjukkan output industri melonjak 4% pada Januari dari bulan sebelumnya, lebih tinggi dari konsensus ekonom yang dihimpun Reuters yaitu naik 2,7%, sekaligus kenaikan tertinggi sejak Juni 2011.

Kendati output industi menunjukkan performa menggembirakan, data inflasi yang dipublikasikan di hari yang sama menunjukkan inlasi Januari hanya melaju 2,2%. Tanpa menghitung aspek kenaikan pajak penjualan, inflasi hanya melaju 0,2%, jauh dari target Bank of Japan (BoJ) yaitu 2%.

"Perekonomian Jepang menunjukkan pemulihan, terutama ditopang permintaan eksternal. Namun kita belum melihat tanda-tanda pemulihan pada aspek konsumsi rumah tangga," ungkap ekonom HSBC Holdings Plc, Izumi Devalier, merespons data output industri dan inflasi.

Kementerian Keuangan pekan lalu melaporkan ekspor Negeri Sakura naik 17% pada Januari dari periode sama tahun sebelumnya setelah tumbuh 12,9% pada Desember, sekaligus melampaui estimasi konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg yaitu naik 13,5%. Ekspor Januari mencatatkan performa terbaik dallam 5 tahun terakhir.

Seperti diketahui, belanja konsumen Jepang kian terhempas dalam setelah pemerintah menaikkan pajak penjualan 3 persentase poin menjadi 8% pada April 2014 lalu. Data Kemendag menunjukkan belanja rumah tangga terkontraksi 5,1% pada Januari, penurunan pada bulan kesepuluhnya.

Data output industri dan ekspor yang menguat dan inflasi yang terus melemah pun menjadi dilema tersendiri bagi Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda dalam mempertimbangkan penambahan stimulus berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini