Harga BBM Naik, Pengusaha Tidak Keberatan

Bisnis.com,01 Mar 2015, 22:20 WIB
Penulis: Ropesta Sitorus
Pemerintah kembali menaikkan harga BBM bersubsidi. /

Bisnis.com, JAKARTA--Kalangan pengusaha tak mempermasalahkan langkah pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak bensin premium di wilayah penugasan luar Jawa, Madura dan Bali.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan kenaikan harga premium RON 88 tak akan berdampak besar terhadap efisiensi dunia usaha. Dia malah mendukung pemerintah untuk menghapuskan subsidi BBM dan melepaskan harga minyak sesuai mekanisme pasar.

"Kenaikan harga premium tidak banyak pengaruhnya dan sebaiknya memang pemerintah menerapkan harga pasar BBM dunia dan menghapuskan subsidi," kata dia kepada Bisnis.com, Minggu (1/3/2015).

Mulai hari ini, khusus premium RON 88 naik Rp200, dari semula Rp6.600 per liter menjadi Rp6.800 per liter dengan alasan naiknya harga mean of platts Singapore (MOPS) yang pada Februari lalu berkisar US$55-US$70 per barel. Adapun untuk solar dan minyak tanah, pemerintah memutuskan tak menaikkan harganya yakni Rp6.400 per liter dan Rp2.500 per liter.

Hariyadi menambahkan subsidi BBM boleh saja tetap diberlakukan khusus untuk transportasi publik. Sedangkan untuk masyarakat umum termasuk pengusaha, kata dia, sebaiknya tak perlu lagi disubsidi oleh pemerintah.

Menurutnya antisipasi fluktuasi harga minyak sudah masuk dalam perhitungan bisnis para pengusaha. Karena itu dia menegaskan sekalipun ada perubahan harga BBM sebagai dampak kenaikan harga minyak dunia, masyarakat tak perlu khawatir barang konsumsi akan jadi mahal.

"Harga BBM yang berubah-ubah mengikuti harga dunia tidak akan menjadikan harga barang turut berfluktuasi karena harga produk sudah memperhitungkan rentang biaya transportasi/logistik. Seperti di Amerika dan Eropa harga barang-barang konsumsi masyarakat tidak banyak berubah selama bertahun-tahun walaupun harga BBM selalu berubah setiap saat," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini