Bisnis.com, JAKARTA-- Meski volume transaksi kartu ATM/debit antarbank mencatatkan perlambatan, tetapi bankir-bankir mengklaim kenaikan biaya transaksi antarbank tidak membuat volume transaksi berkurang.
Statistik Sistem Pembayaran yang dirilis Bank Indonesia menunjukan transaksi debit antarbank mencatatkan perlambatan yang cukup signifikan. Pada 2014, volume transaksi kartu debit antarbank mencapai 340,47 juta transaksi, atau tumbuh 29,5% dari posisi 262,87 juta transaksi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal, bila dibanding dengan periode 2013, volume transaksi antarbank tumbuh hingga 77,87%.
Data menunjukkan volume transaksi antarbank sepanjang empat tahun terakhir bertumbuh, akan tetapi pertumbuhan paling lambat pada 2014. Adapun pertumbuhan volume transaksi antarbank pada 2011, 2012, 2013 dan 2014 masing-masing 50,13%, 62,43%, 77,87% dan 29,5%.
Rico Usthavia Frans, SEVP Transaction Banking Bank PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menuturkan secara volume transaksi perseroan tidak mencatatkan adanya persoalan dan pengurangan volume.
"Enggak masalah, cuma sebagian kecil saja yang terkena dampak, hanya transaksi antarbank," ucapnya pada Bisnis, Kamis (5/3/2015).
Pada tahun lalu, biaya transaksi tarik tunai dan transfer antarbank ditetapkan Rp7.500 pertransaksi, naik 50% dibandingkan tarif yang berlaku sejak 2008 yakni Rp5.000. Namun, emiten berkode BMRI ini memberikan tarif transfer antarbank menjadi Rp6.500 per transaksi mulai 1 November 2014, dari posisi Rp5.000.
Dari laman resmi BMRI, biaya cek saldo untuk nasabah, tarik tunai dan ubah pin di jaringan anjungan tunai mandiri (ATM) Bersama menjadi Rp4.000, Rp7.500 dan Rp4.000 dari posisi Rp3.000, Rp5.000 dan Rp3.000.
Adapun jumlah ATM Bank Mandiri hingga 2014 mencapai 15.344 unit, bertambah 3.830 unit dari posisi 11.514 pada 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel