APGI Jabar: Industri Garam Nasional Harus Diselamatkan

Bisnis.com,09 Mar 2015, 15:30 WIB
Penulis: Adi Ginanjar Maulana, Ria Indhryani, & aman Ab
Pemerintah masih harus berjuang keras untuk merealisasikan program swasembada garam menyusul terbatasnya produksi dalam negeri./Ilustrasi Petani garam-Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG - Asosiasi Pengusaha Garam Indonesia atau APGI Jawa Barat mendesak pemerintah segera membentuk badan penyangga garam guna menyelamatkan dan mendorong produktivitas garam lokal.

Ketua APGI Jabar Cucu Sutara mengatakan desakan pembentukan badan penyangga garam sudah sejak lama dilakukan, tetapi hingga saat ini pemerintah tidak merespons usulan itu dengan positif.

Padahal, adanya badan penyangga ini maka diharapkan pemerintah dapat menghitung dengan cermat mengenai kebutuhan garam di dalam negeri.

"Dari dulu kami berharap pemerintah membuat badan penyangga seperti Bulog. Dengan badan penyangga ini maka dapat menghitung berapa kapasitas produksi garam lokal," katanya kepada Bisnis.com, Senin (9/3/2015).

Badan penyangga garam juga akan bertugas mengatur impor garam jika persediaan dalam negeri tidak mencukupi. Dengan demikian impor tidak perlu lagi dilakukan swasta dan tidak ada monopoli pasar. "Penentuan impor serta stabilisasi harga garam bertumpu pada badan itu," ujarnya.

Dia menjelaskan selama ini impor garam bisa dilakukan semua perusahaan sehingga orientasi harga serta stabilisasi harga tetap mengacu kepada hukum pasar. "Jika seperti ini, petani tetap yang dilemahkan,” ujarnya.

Cucu melanjutkan pemerintah masih harus berjuang keras untuk merealisasikan program swasembada garam menyusul terbatasnya produksi dalam negeri.

Dia mengatakan terdapat beberapa hal yang memengaruhi terbatasnya produksi garam di dalam negeri salah satunya tidak semua laut dan pantai di Indonesia dapat menghasilkan garam.

Hanya terdapat lima hingga enam pulau yang mampu memproduksi garam seperti Jatim, Jateng, Jabar, Sulsesl, dan NTT. Selain itu, lamanya musim kemarau di Indonesia yang hanya mencapai maksimal empat bulan memicu produksi garam tidak dapat dilakukan terus menerus.

"Swasembada kita belum bisa. Banyak yang salah persepsi menilai Indonesia negara kepulauan dapat memproduksi garam dengan jumlah besar. Bahkan, produksi pun masih terpengaruh pada cuaca," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini